Tautan-tautan Akses

Junta Myanmar Tuduh Aung San Suu Kyi Terima Suap 


Para pengunjuk rasa antikudeta lari menyelamatkan diri setelah polisi menembakkan granat dan peluru karet di Yangon, Myanmar, Kamis, 11 Maret 2021.
Para pengunjuk rasa antikudeta lari menyelamatkan diri setelah polisi menembakkan granat dan peluru karet di Yangon, Myanmar, Kamis, 11 Maret 2021.

Junta militer Myanmar menuduh pemimpin de facto yang digulingkan, Aung San Suu Kyi, menerima suap lebih dari setengah juta dolar. Sementara itu, protes terhadap kudeta pada Kamis (11/3) mengakibatkan lebih banyak kematian di antara para demonstran.

Naung Lin Han, ketua Asosiasi Relawan Bantuan Sosial Mahasiswa, Kota Myaing di Wilayah Magwe mengatakan kepada VOA bahwa delapan orang tewas dan enam lainnya luka-luka ketika polisi melepaskan tembakan ke arah pengunjuk rasa yang mengelilingi sebuah kantor polisi di pusat kota Myaing.

Dia mengatakan ini adalah pertama kalinya pasukan keamanan menggunakan kekuatan mematikan terhadap para demonstran di Myaing.

Ada juga laporan kematian di Kota Yangon dan di kota terbesar kedua Mandalay.

Rezim militer Myanmar semakin mendapat kecaman dari komunitas internasional atas tindakan kerasnya terhadap demonstran anti-kudeta. Amnesty International merilis laporan pada Kamis (11/3) malam yang menuduh junta menggunakan “taktik dan senjata yang semakin mematikan yang biasanya digunakan di medan perang untuk melawan pengunjuk rasa damai dan pengamat di seluruh Myanmar.”

Sebuah lembaga independen, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan sedikitnya 60 pengunjuk rasa telah tewas dan lebih dari 1.900 orang telah ditangkap sejak kudeta 1 Februari. [lt/ps]

Recommended

XS
SM
MD
LG