Hasil penelitian baru mengatakan jumlah perusahaan-perusahaan teknologi-tinggi Amerika Serikat yang didirikan oleh pengusaha imigran sedang berada di ambang penurunan, yang berisiko bagi mesin utama pertumbuhan ekonomi Amerika.
Penelitian oleh Yayasan Kauffman yang berbasis di kota Kansas mengatakan pengusaha imigran memulai seperempat dari semua perusahaan teknologi tinggi di Amerika antara tahun 1995-2005. Jumlah ini telah turun ke 24 persen di tahun 2006-2012.
Penelitian itu menuduh kecenderungan suasana dan undang-undang imigrasi yang tidak wajar di Amerika. Penelitian itu mengatakan Amerika Serikat perlu merangkul pengusaha imigran supaya para pencipta pekerjaan itu tetap berada di Amerika dan mempertahankan ekonomi yang dinamis.
Yayasan Kauffman menyebutnya keharusan bahwa Amerika Serikat menciptakan visa bagi pengusaha asing dan meningkatkan jumlah visa tinggal menetap atau greencard bagi pekerja trampil.
Laporan penelitian itu mengatakan antara tahun 2006-2012, imigran dari India mendirikan lebih dari 33 persen dari semua perusahaan teknik dan teknologi baru. Mereka disusul oleh wirausaha dari Tiongkok,Inggris, Kanada, dan Jerman.
Penelitian oleh Yayasan Kauffman yang berbasis di kota Kansas mengatakan pengusaha imigran memulai seperempat dari semua perusahaan teknologi tinggi di Amerika antara tahun 1995-2005. Jumlah ini telah turun ke 24 persen di tahun 2006-2012.
Penelitian itu menuduh kecenderungan suasana dan undang-undang imigrasi yang tidak wajar di Amerika. Penelitian itu mengatakan Amerika Serikat perlu merangkul pengusaha imigran supaya para pencipta pekerjaan itu tetap berada di Amerika dan mempertahankan ekonomi yang dinamis.
Yayasan Kauffman menyebutnya keharusan bahwa Amerika Serikat menciptakan visa bagi pengusaha asing dan meningkatkan jumlah visa tinggal menetap atau greencard bagi pekerja trampil.
Laporan penelitian itu mengatakan antara tahun 2006-2012, imigran dari India mendirikan lebih dari 33 persen dari semua perusahaan teknik dan teknologi baru. Mereka disusul oleh wirausaha dari Tiongkok,Inggris, Kanada, dan Jerman.