Jumlah kematian akibat ledakan bom di kota pelabuhan Aden di Yaman terus bertambah hari Senin (29/8) sementara para petugas penyelamat menggali reruntuhan pusat perekrutan tentara yang dihancurkan oleh tersangka pelaku bom bunuh diri dari kelompok Negara Islam (ISIS).
Sampai sore hari, pihak berwenang mengatakan sedikitnya 54 tentara pro-pemerintah yang baru direkrut tewas dan 70 lainnya cedera dalam serangan tunggal terburuk di semenanjung Arab itu tahun ini. Kantor berita Perancis mengutip sumber medis setempat yang mengatakan jumlah yang tewas 71 dan yang luka-luka 98.
Pihak berwenang mengatakan ledakan itu menarget sebuah kompleks sekolah dimana calon tentara yang setia kepada Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi mendaftar untuk menjalani latihan militer.
Para saksi mata mengatakan pembom masuk ke kompleks pelatihan yang berpagar itu di belakang truk yang membawa sarapan bagi tentara yang baru dilatih. Sebagian besar yang cedera di angkut menggunakan kapal feri ke RS setempat yang dikelola yayasan medis Dokter Tanpa Batas yang penuh sesak akibat serangan itu.
Tidak lama setelah ledakan itu, ISIS mengeluarkan pernyataan mengaku bertanggung jawab yang disiarkan oleh kantor beritanya Amaq.
Yaman dilanda perang saudara selama 18 bulan, antara pemerintah Presiden Hadi yang diakui internasional dan koalisi Arab Saudi melawan kelompok Houthi yang didukung Iran yang bangkit tahun 2014, setelah apa yang mereka gambarkan sebagai diskriminasi pemerintah selama bertahun-tahun.
PBB mengatakan lebih dari 6.500 orang, kira-kira setengahnya warga sipil, tewas dalam konflik itu.
Para pendukung Hadi berkali-kali menuduh kelompok Houthi yang mendukung mantan Presiden Ali Abdullah Saleh menggunakan ISIS dan pejuang al-Qaida diam-diam bersekutu dalam perang melawan pemerintah untuk menarget pasukan Hadi.
Militer Amerika dalam beberapa bulan terakhir telah melancarkan sejumlah serangan drone terhadap pejuang terkait al-Qaida di Semenanjung Arab (AQAP). [my/al]