Tautan-tautan Akses

Jokowi Terima Kunjungan Kaisar Jepang


Kaisar Jepang Naruhito disambut Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (19/6). (Foto: Courtesy/Biro Setpres)
Kaisar Jepang Naruhito disambut Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (19/6). (Foto: Courtesy/Biro Setpres)

Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kenegaraan Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito beserta Pemaisuri Masako di Istana Kepresidenan di Bogor, Jawa Barat, Senin (19/6).

Indonesia merupakan negara pertama yang dikunjungi oleh Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito beserta Permaisuri Masako sejak naik takhta pada Mei 2019. Presiden Joko Widodo yang menerima lawatan tersebut dengan didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi merasa sangat terhormat.

“Saya merasa sangat sangat terhormat karena Indonesia menjadi tujuan pertama kunjungan kenegaraan bilateral Kaisar Jepang ke luar negeri. Kunjungan Sri Baginda Kaisar beserta Sri Baginda Permaisuri ke Indonesia semakin memperkokoh fondasi persahabatan di antara masyarakat kita,” ungkap Jokowi.

Menurutnya, penguatan hubungan bilateral sekaligus persahabatan antar kedua negara sangat dibutuhkan bagi pengembangan kemitraan strategis, terutama dalam bidang ekonomi.

Presiden Jokowi menyambut Kaisar Jepang Naruhito di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (19/6). (Foto: Courtesy/Biro Setpres)
Presiden Jokowi menyambut Kaisar Jepang Naruhito di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (19/6). (Foto: Courtesy/Biro Setpres)

“Sri Baginda, persahabatan antarmasyarakat, antarnegara, antara Jepang dan Indonesia sangat penting untuk terus disemai, di tengah berbagai tantangan yang dialami dunia saat ini. Semoga kunjungan Sri Baginda Kaisar dan Sri Baginda Permaisuri ke Indonesia membawa kesan yang baik bagi persahabatan kita, Indonesia dan Jepang, dan semoga kebahagian dan kemamkmuran selalu menyertai Sri Baginda Kaisar dan Sri Baginda Permaisuri, keluarga kekaisaran dan masyarakat Jepang,” tutur Jokowi.

Dalam kesempatan yang sama, Kaisar Naruhito mengaku sangat senang memenuhi undangan dari Jokowi untuk mengunjungi Indonesia. Kaisar Naruhito yang mendarat di Indonesia sejak akhir pekan lalu mengaku bahwa dalam kunjungan kali ini pihaknya bisa lebih memperdalam lagi tentang masyarakat dan budaya yang beragam, serta sejarah Indonesia.

Kaisar Naruhito menginginkan kerja sama kedua negara, terutama dalam hal pertukaran pemuda-pemudi dapat terus diperkuat.

Presiden Jokowi dan Kaisar Jepang Naruhito didampingi Ibu Negara Iriana dan Permaisuri Masako di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (19/6). (Foto: Courtesy/Biro Setpres)
Presiden Jokowi dan Kaisar Jepang Naruhito didampingi Ibu Negara Iriana dan Permaisuri Masako di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (19/6). (Foto: Courtesy/Biro Setpres)

“Ini merupakan kesempatan yang baik. Saya juga sangat berharap bahwa pertukaran antara kaum muda dari kedua Negara akan mengarah pada pengembangan lebih lanjut hubungan persahabatan antara kedua negara kita,” ungkap Kaisar.

Kaisar beserta Permaisuri pun mengaku mendapat sambutan yang hangat dari Jokowi dan merasa senang diajak berkeliling Kebun Raya Bogor, dan diperlihatkan berbagai koleksi bunga anggrek.

Jokowi Terima Kunjungan Kaisar Jepang
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:46 0:00

Memperkuat Dominasi Jepang di Indonesia

Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran (Unpad) Rizky Ramadhan mehamami mengapa Kaisar Naruhito memilih Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjunginya setelah naik takhta. Ia menilai bahwa Jepang ingin memperkuat pengaruhnya di Indonesia, mengingat selama ini pengaruh negara lain baik dalam bidang budaya dan investasi lebih kuat dalam beberapa tahun terakhir ini.

Presiden Jokowi menunjukkan koleksi bunga anggrek di Kebun Raya Bogor kepada Kaisar Naruhito.(Foto: Courtesy/Biro Setpres)
Presiden Jokowi menunjukkan koleksi bunga anggrek di Kebun Raya Bogor kepada Kaisar Naruhito.(Foto: Courtesy/Biro Setpres)

“Saya melihat normatifnya Jepang ingin memperkuat hubungannya dengan Indonesia. Apalagi kecenderungan-kecenderungan beberapa tahun terakhir yang di mana dominasi Jepang dalam tanda kutip agak renggang. Tapi tidak negatif, tapi intinya Indonesia banyak bekerja sama dengan negara yang notabene bukannya Jepang misalnya China, Rusia. Jadi dari sudut pandang Jepang ini jelas menimbulkan kekhawatiran bagi Jepang, apalagi tadi dibilang poin besarnya justru bukan hanya investasi ekonomi,” ungkap Rizky.

Harapan Kaisar Jepang yang menyebutkan ingin memperkuat pertukaran pemuda-pemudi atau kaum muda antar kedua negara ini, kata Rizky, menyiratkan sebuah makna. Menurutnya, Kaisar menginginkan adanya pengaruh Jepang yang kuat di generasi muda Indonesia. Menurutnya, dalam jangka panjang, ini akan mempermudah investasi Jepang di Indonesia.

“Ini kenapa tadi Kaisar bilangnya dengan bungkus ingin kerja sama pertukaran pemuda-pemudi. Dia ingin nama Jepang di generasi muda Indonesia dan beberapa generasi ke depan itu aman. Siapa tahu nanti generasi muda Indonesia ini ada yang menjadi policy maker di pemerintahan Indonesia, jadi bisa turut mempengaruhi policy making di Indonesia.. Keuntungannya apa? Ya jangka panjang, seperti investasi pengaruh terhadap generasi muda. Jepang berharap ya nantinya investasi dari Jepang akan lebih mudah diterima di Indonesia, baik saat ini, jangka menengah maupun jangka panjang,” jelasnya.

Selain itu, ia menduga, ungkapan Kaisar Naruhito yang menginginkan peningkatan kerja sama pertukaran pemuda-pemudi ini dilakukan untuk menghindari sentimen negatif dari negara-negara yang selama ini intens bekerjasama dengan Indonesia.

“Kaisar Jepang mengatakan itu juga untuk menutupi keinginan dia untuk peningkatan kerja sama Indonesia-Jepang dilihat negatif oleh negara-negara lain seperti China, Rusia. Jadi dia membungkusnya dengan bilang ini peningkatan kerja sama pemuda, budaya. Tapi kita tidak tahu ada apa di balik itu. Saya yakin, Kaisar Jepang juga paham bagaimana Pak Jokowi ini orientasi kebijakan luar negerinya adalah berorientasi terhadap diplomasi ekonomi. Saya yakin dibalik semua itu ada sesuatu,” katanya.

“Saya melihatnya karena selama 10 tahun terakhir, Jepang memang tidak bermain banyak di Indonesia. Jepang itu tidak terlalu dominan, yang dominan itu kalau saya lihat adalah Korea Selatan, dan China. Saya bisa pahami kebijakan itu karena Pak Jokowi melihatnya mungkin bekerja sama dengan Jepang selalu minus atau tidak akan terlalu banyak transfer teknologi. Sedangkan dengan Korsel, China siap untuk melakukan transfer teknologi, seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan bagaimana Korsel berani investasi dalam hal transfer teknologi,” pungkasnya. [gi/ab]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG