Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan di Singapura hari Selasa (28/7) bahwa pada saat perekonomian global "penuh dengan ketidakpastian dan risiko", ini adalah waktu terbaik untuk "meraup keuntungan besar" dengan melakukan investasi di Indonesia, negara dengan jumlah populasi keempat terbesar di dunia.
Dalam kunjungannya ke Singapura, Jokowi mendesak para investor asing untuk tidak melewatkan kesempatan dengan melakukan lebih banyak investasi di ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
"Dunia (saat ini) tampak penuh ketidakpastian dan risiko. Apa maksud semua ini?," kata Jokowi pada forum bisnis yang dihadiri pejabat tinggi pemerintah dan pejabat perusahaan, termasuk kepala eksekutif DBS (Bank Singapura) dan Wilmar International.
"Kita harus melihat sejarah untuk membuktikan bahwa mereka yang berhasil menangkap (peluang), mereka yang datang lebih awal, akan menjadi pihak yang akan meraup keuntungan besar. "
Indonesia membutuhkan investasi asing untuk membantu membiayai proyek berbagai proyek infrastruktur, menutup defisit anggaran berjalan, serta menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi.
Investasi asing langsung (FDI) masih menjadi tumpuan ekonomi Indonesia , di mana FDI pada kuartal kedua meningkat 18,2 persen dari tahun lalu, laju peningkatan tercepat sejak 2013.
Namun, pasar masih meragukan kemampuan Jokowi untuk bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sementara ia harus berjuang mengatasi perpecahan di dalam partai politik koalisinya, serta sengketa yang terjadi di antara sesama lembaga pemerintahan.
"Ya memang benar, (saya akui) kami masih memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di Indonesia," ujar Presiden Jokowi, yang juga mantan pengusaha mebel ini."
Jokowi kemudian menambahkan, "Tetapi sebagai pengusaha kita tahu, ada risiko yang harus ditanggung, ketika kita ingin meraih keuntungan."