Tautan-tautan Akses

Jokowi-Ma’ruf Siapkan Strategi untuk Banten dan Sumbar


Setidaknya seratus relawan dan tim kampanye Jokowi-Maruf dalam pembukaan workshop nasional di Jakarta, Jumat (8/12) siang. (Foto: VOA/Rio Tuasikal)
Setidaknya seratus relawan dan tim kampanye Jokowi-Maruf dalam pembukaan workshop nasional di Jakarta, Jumat (8/12) siang. (Foto: VOA/Rio Tuasikal)

Empat bulan jelang pemilihan presiden 2019, masing-masing calon terus berupaya memikat pemilih. Pasangan Jokowi-Ma’ruf, yang kalah suara di sejumlah provinsi, menyiapkan strategi mendulang suara. Wartawan VOA Rio Tuasikal melaporkan dari lokakarya Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf di Jakarta.

Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo - Ma’ruf Amin menyiapkan strategi khusus untuk mendulang suara di Banten, Sumatera Barat, dan sejumlah provinsi lain. Di daerah-daerah ini, suara Jokowi-Ma’ruf masih kalah atau bersaing ketat dengan suara Prabowo-Sandi.

Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding, dalam pembukaan lokakarya Nasional tim pemenangan di Jakarta, Jumat (7/12/2018) siang, mengatakan ingin unggul di daerah-daerah itu.

“Fokus soal langkah dan soal mengepung daerah tersebut dengan berbagai strategi yang sudah kita siapkan. Yang penting prinsipnya tiga hal tadi yaitu: serangan udara, serangan darat, dan memacu semangat relawan dan caleg serta potensi-potensi pemenangan kita untuk memenangkan daerah-daerah yang kita petakan masih tipis atau bersaing ketat. Targetnya seluruh daerah harus menang besar,” ujarnya usai pembukaan lokakarya nasional.

TKN Jokowi-Ma’ruf menggelar lokakarya nasional di Jakarta bagi seluruh Tim Kampanye Daerah dari 34 provinsi. Masing-masing provinsi diwakili ketua tim serta dua orang yang merupakan ahli komunikasi, ahli kampanye, atau ahli media sosial. Total personel TKD mencapai lebih dari 100 orang.

Jajak Pendapat Tunjukkan Jokowi-Ma’ruf Bersaing Ketat di Daerah-Daerah Strategis

Suara Jokowi-Ma’ruf kalah atau bersaing ketat di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, dan Gorontalo. Hal ini didasarkan pada hasil pilkada 2017 dan rilis sejumlah survei.

Survei LSI Denny JA yang dirilis November 2018 menyebut elektabilitas Jokowi-Ma’ruf mencapai 53,2 persen, Prabowo-Sandi mencapai 31,2 persen, dan 15,6 persen sisanya belum menentukan pilihan.

Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, berbicara kepada wartawan dalam pembukaan workshop nasional di Jakarta, Jumat (8/12) siang. (Foto: VOA/Rio Tuasikal)
Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, berbicara kepada wartawan dalam pembukaan workshop nasional di Jakarta, Jumat (8/12) siang. (Foto: VOA/Rio Tuasikal)

Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf turun 4,5 persen dari survei sebelumnya sementara angka Prabowo-Sandi naik 2,6 persen. Meski begitu, elektabilitas kedua pasangan calon masih terpaut 20 persen.

Karding yang merupakan politisi PKB ini mengatakan, pihaknya akan menggaet suara pemilih dengan mengkampanyekan upaya Joko Widodo mendorong pembangunan infrastruktur.

“Dengan bangunan jalan yang ada di desa-desa itu berapa ekonomi masyarakat yang tumbuh, berapa orang yang bisa berjalan dengan baik, berapa UKM bisa tumbuh, bumdes bisa tumbuh. Dengan perbaikan irigasi berapa produksi padi yang bertambah. Itulah yang akan kita glorifikasi dan kapitalisasi ke depan karena itu nyata bukan bohong atau hoaks,” tambahnya.

Prabowo-Sandi Kerap Gunakan Isu Ekonomi Untuk Serang Jokowi

Isu ekonomi sering digunakan Prabowo-Sandi dalam menyerang pemerintahan Jokowi. Misalnya isu tempe setipis kartu ATM, daya beli 100 ribu rupiah untuk sembako, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, dan isu ketidakstabilan ekonomi.

Namun Direktur Program TKN Jokowi-Maruf, Aria Bima menyatakan tidak akan meladeni isu-isu itu. Sebab menurut dia yang diutarakan Prabowo-Sandi tidak didasarkan pada fakta. Karena itu, pihaknya akan lebih fokus mempromosikan rekam jejak Jokowi.

Track record yang sudah dikerjakan pak Jokowi dan apa yang akan dikerjakan ke depan. Itu kita konsolidadsikan yang tefragmentasi menjadi terintegrasi. Dengan membangun narasi-narasi yang tidak menebarkan kebencian, bukan narasi fitnah,” pungkas politisi PDI Perjuangan ini. [rt/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG