Jerman, Inggris, dan Prancis mengatakan pada Senin (9/12) bahwa mereka “sangat prihatin” terhadap Iran yang meningkatkan kapasitas pengayaan uraniumnya. Ketiganya mendesak Iran untuk menghentikan langkah-langkah itu dan kembali ke kapasitas sebelumnya.
Rafael Grossi, kepala pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), mengatakan kepada kantor berita Reuters pada Jumat (6/12) bahwa Iran sedang mempercepat pengayaan uraniumnya hingga kemurnian 60 persen, mendekati sekitar 90 persen yang merupakan tingkat untuk pembuatan senjata.
Pengayaan memurnikan bahan mentah tersebut sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar dalam pembangkit listrik tenaga nuklir sipil atau, berpotensi, menjadi senjata nuklir. Iran telah lama membantah sedang berupaya membuat senjata nuklir.
Jerman, Inggris, dan Prancis, yang dikenal secara informal sebagai E3, mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa mereka mengutuk langkah-langkah terbaru Iran untuk secara signifikan meningkatkan laju produksi uranium yang diperkaya hingga 60 persen di fasilitas bawah tanah Fordow.
“Kami juga sangat prihatin mengetahui bahwa Iran telah meningkatkan jumlah sentrifus yang digunakan dan memulai persiapan untuk memasang infrastruktur pengayaan tambahan, yang semakin meningkatkan kapasitas Iran memperkaya uranium,” kata mereka.
Tindakan Iran tersebut telah semakin melemahkan kesepakatan nuklir 2015 dan akan meningkatkan persediaan uranium Iran yang telah “tidak memiliki justifikasi sipil yang kredibel,” imbuh mereka.
“Kami sangat mendesak Iran untuk membatalkan langkah-langkah ini, dan segera menghentikan eskalasi nuklirnya,” tambah mereka lagi. [ns/ka]
Forum