Seorang mantan anggota dewan komisi penyelenggara Olimpiade Tokyo dan tiga orang dari perusahaan pakaian yang menjadi sponsor kejutan Olimpiade 2020 ditangkap atas dugaan suap, Rabu (17/8).
Haruyuki Takahashi, mantan eksekutif di perusahaan periklanan Dentsu, diduga menerima suap dari mantan kepala Aoki Holdings Inc. dan dua karyawan perusahaan itu, kata kantor kejaksaan.
Aoki Holdings Inc., yang biasa membuat setelan pakaian bisnis dengan harga terjangkau, terpilih secara mengejutkan untuk mendandani tim Olimpiade Jepang ketika negara-negara lain memilih merek fesyen papan atas untuk merancang pakaian atlet mereka. Dugaan suap diyakini terkait dengan pemberian sponsor untuk pertandingan-pertandingan dan produk-produk yang terkait dengan Olimpiade.
Meskipun korupsi di tingkat atas di kalangan pejabat Olimpiade telah lama diberitakan, penangkapan itu muncul sebagai pukulan terhadap ambisi Olimpiade Jepang. Negara itu saat ini sedang mencalonkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin di Sapporo.
Takahashi dipuji karena berhasil mengeruk dana senilai $3 miliar dari para sponsor lokal untuk Olimpiade Tokyo. Media-media Jepang mengatakan Takahashi membantah melakukan kesalahan, dan menekankan bahwa ia dibayar untuk layanan konsultasi.
Aoki mengatakan masih menyelidiki masalah ini dan belum memberikan komentar. Komite Olimpiade Jepang belum bersedia untuk dimintai komentar.
Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade pada 2021 dengan diwarnai banyak kritik. Acara itu sendiri sebetulnya merupakan Olimpiade yang seharusnya diselenggarakan pada 2020 namun tertunda satu tahun karena pandemi. Pada acara tersebut penjualan tiket untuk publik sama sekali ditiadakan. [ab/uh]
Forum