Pihak berwenang di Jepang telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap istri mantan CEO Nissan Carlos Ghosn, yang melarikan diri dari negara itu pekan lalu sewaktu sedang menunggu persidangan atas tuduhan pelanggaran finansial.
Para jaksa menuduh Carole Ghosn memberi kesaksian palsu di pengadilan Tokyo tahun lalu dalam kasus suaminya.
Ghosn melarikan diri ke Lebanon pada 29 Desember, langkah yang mengejutkan tim kuasa hukum maupun aparat penegak hukum di Jepang. Ia mula-mula ditangkap pada November 2018 dan dituduh mengalihkan jutaan dolar dari anak perusahaan Nissan untuk keperluan pribadinya, dan melaporkan pendapatan yang jauh lebih rendah daripada yang sebenarnya ia terima.
Ia dibebaskan setelah permohonan bebas dengan jaminannya dikabulkan pada April lalu dengan persyaratan ketat, termasuk pembatasan kontak dengan istrinya.
Ghosn akan mengadakan konferensi pers Rabu (8/2) di Beirut untuk mengungkapkan apa yang ia katakan “bukti aktual” dari apa yang disebutnya “kudeta” yang dibuat antara para eksekutif Nissan dan pejabat Jepang yang menentang rencananya untuk mengadakan merger lebih jauh antara produsen mobil Jepang itu dan mitra aliansinya dari Perancis, Renault.
Nissan mengeluarkan pernyataan tertulis hari Selasa berisikan tekad untuk terus mengupayakan “tindakan hukum yang sesuai” terhadap Ghosn meskipun ia melarikan diri ke Lebanon. [uh/ab]