PM Shinzo Abe mengumumkan bahwa Jepang ingin bergabung dalam pembicaraan mengenai kesepakatan perdagangan bebas yang ambisius dan dipimpin Amerika dalam usaha membangkitkan kembali ekonomi negara itu yang kini sedang mengalami kesulitan.
Dalam sebuah konferensi pers, Jumat (15/3), PM Abe mengatakan bahwa Jepang tidak boleh menjadi satu-satunya negara di kawasan dengan ekonomi yang berorientasi ke dalam. Menurutnya, ini merupakan kesempatan terakhir bagi Jepang, dan Tokyo akan tertinggal apabila melepaskan peluang tersebut.
Pemerintah Jepang memperkirakan partisipasi dalam Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) akan mendongkrak produk domestik bruto (PDB) sekitar 0,7 persen, atau sekitar $31 miliar per tahun.
Keterlibatan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu juga akan memberi dorongan yang sangat dibutuhkan bagi TPP. TPP – yang mencakup Jepang, Amerika dan 10 negara lain – menyumbang 40 persen dari PDB dunia.
Pembicaraan mengenai kesepakatan itu ditujukan untuk menurunkan tarif dan langkah-langkah lain untuk mengurangi hambatan perdagangan non-tarif.
Partisipasi dalam pakta perdagangan itu menghadapi kontroversi besar di Jepang. Banyak pengusaha besar mengatakan hal tersebut akan mendongkrak daya saing mereka karena mempermudah akses ke pasar ekspor. Namun, banyak petani mengatakan mengurangi tarif akan membuat mereka tidak mampu bersaing dengan produk impor yang murah.
Dalam sebuah konferensi pers, Jumat (15/3), PM Abe mengatakan bahwa Jepang tidak boleh menjadi satu-satunya negara di kawasan dengan ekonomi yang berorientasi ke dalam. Menurutnya, ini merupakan kesempatan terakhir bagi Jepang, dan Tokyo akan tertinggal apabila melepaskan peluang tersebut.
Pemerintah Jepang memperkirakan partisipasi dalam Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) akan mendongkrak produk domestik bruto (PDB) sekitar 0,7 persen, atau sekitar $31 miliar per tahun.
Keterlibatan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu juga akan memberi dorongan yang sangat dibutuhkan bagi TPP. TPP – yang mencakup Jepang, Amerika dan 10 negara lain – menyumbang 40 persen dari PDB dunia.
Pembicaraan mengenai kesepakatan itu ditujukan untuk menurunkan tarif dan langkah-langkah lain untuk mengurangi hambatan perdagangan non-tarif.
Partisipasi dalam pakta perdagangan itu menghadapi kontroversi besar di Jepang. Banyak pengusaha besar mengatakan hal tersebut akan mendongkrak daya saing mereka karena mempermudah akses ke pasar ekspor. Namun, banyak petani mengatakan mengurangi tarif akan membuat mereka tidak mampu bersaing dengan produk impor yang murah.