Tautan-tautan Akses

Jelang G-20: Protes Pecah, Merkel Serukan Pertumbuhan Inklusif


Aksi unjuk rasa menjelang KTT G-20 di Hamburg, Jerman, 2 Juli 2017.
Aksi unjuk rasa menjelang KTT G-20 di Hamburg, Jerman, 2 Juli 2017.

Di tengah protes-protes anti-globalisasi di Hamburg sebelum KTT G20 pekan ini, Kanselir Jerman Angela Merkel hari Minggu mengatakan para pemimpin harus memusatkan perhatian pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif dibandingkan kesejahteraan mereka sendiri.

Puluhan ribu demonstran berunjuk rasa di tengah hujan di Hamburg, Minggu (3/7) menjelang KTT tanggal 7-8 Juli, di mana 21.000 polisi dari seluruh Jerman akan dikerahkan untuk menjaga pertemuan antara 20 ekonomi terbesar di dunia itu.

Dalam pidatonya di hadapan parlemen pekan lalu, Merkel berjanji untuk memperjuangkan perdagangan bebas dan mendorong upaya-upaya multilateral untuk mengatasi perubahan iklim di KTT itu, menantang kebijakan-kebijakan "America First" yang dicanangkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Pertemuan G-20 itu menyusul KTT G7 di Sisilia sebulan lalu yang mengungkap perpecahan besar antara negara-negara Barat dan Trump mengenai perubahan iklim, perdagangan dan migrasi. Trump mengumumkan dia menarik Amerika Serikat keluar dari perjanjian iklim penting yang disepakati tahun 2015 di Paris itu.

Kanselir Jerman mengatakan KTT G-20 akan membahas isu-isu yang diserukan para demonstran seperti pemerataan kesejahteraan dan konsumsi sumber daya-perubahan iklim, perdagangan bebas, perlindungan konsumen dan standar-standar sosial.

“Ini bukan hanya tentang pertumbuhan ekonomi tapi pertumbuhan berkelanjutan,” kata Merkel. “Kita harus menciptakan situasi yang ‘sama-sama menguntungkan bagi semuanya.”

Merkel menguraikan isunya sebagai: “Apa yang kami lakukan dengan sumber daya? Apa aturan bagi pemerataan kesejahteraan? Berapa banyak orang ikut serta? Dan berapa negara yang bisa mendapat manfaat?”

Merkel mencatat bahwa isu-isu non-tradisional ini harus masuk dalam agenda G-20.

“Kita perlu perjanjian perlindungan iklim, pasar terbuka dan perjanjian perdagangan yang lebih baik dimana standar-standar perlindungan konsumen, sosial dan lingkungan ditegakkan.”

Pihak berwenang Jerman bersiap-siap menghadapi masalah di Hamburg, karena khawatir protes-protes bisa berubah menjadi kekerasan seperti yang terjadi di luar KTT G-8 di Genoa, Italia tahun 2001 ketika satu orang ditembak mati dan ratusan terluka.

Demonstrasi hari Minggu itu diorganisir oleh sebuah kelompok bernama “Gelombang Protes G-20”, yang diperkirakan diikuti 50.000 sampai 100.000 orang di pusat kota. Demonstrasi-demonstrasi lainnya pekan ini dinamai “Selamat Datang di Neraka” dan “G-20 Tidak Bisa Kami Terima.” [vm/jm]

Recommended

XS
SM
MD
LG