Kepala Departemen Kepolisian Metropolitan District of Columbia Pamela Smith dan mitra aparat keamanan federal pada Jumat (3/1) memastikan bahwa “hingga saat ini belum ada ancaman kredibel terhadap ibu kota Washington DC.”
Namun ia buru-buru menambahkan bahwa “sebagai bentuk kewaspadaan, saya telah meningkatkan postur keamanan kami di seluruh kota sehubungan dengan kejadian yang baru saja terjadi. Anggota masyarakat akan melihat peningkatan kehadiran petugas polisi di seluruh distrik.”
Smith tampaknya merujuk pada dua insiden pada 1 Januari lalu, yaitu serangan teroris di New Orleans yang menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai 35 lainnya, serta ledakan Cybertruck Tesla di depan hotel milik presiden terpilih Donald Trump di Las Vegas. Kedua peristiwa itu menyorot rencana keamanan di ibu kota untuk tiga acara besar dua minggu ke depan.
Diawali dengan sertifikasi hasil pilpres AS November lalu pada hari Senin (6/1), persemayaman dan upacara pemakaman kenegaraan mendiang Presiden Jimmy Carter mulai dari Capitol Hill hingga Katedral pada hari Kamis (9/1); dan upacara pelantikan presiden terpilih Donald Trump dan perayaan di sekitarnya guna menandai masa jabatan kedua Trump pada 20 Januari mendatang.
Kepala Kepolisian di Capitol Hill J. Thomas Manger menegaskan kesiapan aparat mengamankan proses sertifikasi hasil pilpres.
“Ketika bangsa kita berjuang untuk mempertahankan rasa aman sehubungan dengan pembunuhan massal dan aksi terorisme baru-baru ini, mata dunia akan tertuju ke Gedung Kongres Amerika Serikat untuk melihat apa yang terjadi di sini pada tanggal 6 Januari. Kita hidup pada masa di mana terdapat peningkatan ancaman terhadap pemerintah dan pejabat terpilih. Ibu kota negara siap untuk memastikan bahwa proses legislatif akan berjalan tanpa gangguan dan pemerintah kita akan melakukan peralihan kekuasaan secara damai,” kata Manger.
Khusus untuk mengamankan persemayaman mendiang Presiden Jimmy Carter di rotunda Capitol Hill mulai hari Selasa (7/1) hingga Kamis, dilanjutkan dengan upacara pemakaman kenegaraan di Katedral Washington DC dan upacara pemakaman pribadi di Plains, Georgia, agen khusus Secret Service William “Matt” McCool memaparkan rencana keamanan berlapis yang unik, termasuk dengan meningkatkan teknologi keamanan dan penggunaan drone.
“Saya ingin memberitahu semua orang bahwa Secret Service akan menggunakan pesawat nirawak atau drone sebagai bagian dari rencana keamanan komprehensif. Jangan kaget jika melihat piranti-piranti ini dalam latihan kami, dan penggunaannya di acara-acara mendatang,” ujar McCool.
Secara terpisah Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menggarisbawahi urgensi peningkatan keamanan saat upacara pelantikan preside 20 Januari nanti.
“Saya kira penegak hukum federal, otoritas investigasi federal dan komunitas intelijen mengawasi hal ini dengan sangat cermat, dan akan terus melakukan hal tersebut. Tanpa perlu melakukan tindakan perlindungan pasukan tertentu saat pelantikan, keamanan pelantikan dan orang-orang yang menghadirinya tetap menjadi prioritas utama bagi kami semua di lembaga eksekutif,” kata Kirby.
“Dan kami bekerja dengan tekun setiap hari untuk memastikan keselamatan dan keamanan upacara pelantikan dari segala jenis serangan, tentu saja segala jenis serangan yang dapat mengakibatkan kerugian fisik. Jadi kami berupaya keras mewujudkan hal ini. Kami juga senantiasa memberikan informasi pada tim Trump.”
Peningkatan keamanan di ibu kota Washington DC mulai terasa sejak akhir pekan lalu dengan keberadaan aparat di lokasi-lokasi strategis, termasuk stasiun bis dan kereta api, penutupan jalan, hingga pembatasan parkir. Termasuk kampanye “when you see something, say something” yang digalakkan di mana-mana. [em/jm]
Forum