Tautan-tautan Akses

Janda Presiden Haiti: Pelaku Ingin 'Membunuh Visi, Ideologinya'


Jovenel Moise berbicara kepada media di samping istrinya Martine setelah memenangkan pemilihan presiden 2016, di Port-au-Prince, Haiti. (Foto: REUTERS/Jeanty Junior Augustin)
Jovenel Moise berbicara kepada media di samping istrinya Martine setelah memenangkan pemilihan presiden 2016, di Port-au-Prince, Haiti. (Foto: REUTERS/Jeanty Junior Augustin)

Para pelaku yang menembak mati Presiden Haiti Jovenel Moïse di kediamannya bertujuan "untuk membunuh mimpi, visi, ideologinya," menurut isterinya. Itu adalah pernyataan publik pertama Martina Moise sejak penembakan hari Rabu (7/7) di pinggiran Port-au-Prince yang menyebabkan negara miskin di Karibia itu bergejolak.

Berbicara dari rumah sakit di Miami dimana dia dirawat karena luka-lukanya dalam serangan itu, Martine menceritakan rincian baru mengenai peristiwa itu.

"Dalam sekejap mata, tentara bayaran memasuki rumah saya dan menembaki suami saya dengan peluru ... bahkan tanpa memberinya kesempatan untuk mengucapkan sepatah kata pun," kata Martine dalam pernyataan audio berbahasa Kreol yang diposting ke Twitter pada hari Sabtu (10/7).

"Saya masih hidup, terima kasih kepada Tuhan," katanya, "tapi saya mencintai suami saya Jovenel. Kami berjuang bersama selama lebih dari 25 tahun. Selama waktu itu, cinta bersinar di dalam rumah. Tapi tiba-tiba, tentara bayaran datang dan menghujani suami saya dengan peluru.

"Kamu pasti kriminal terkenal tak bernyali karena membunuh seorang presiden seperti Jovenel Moïse dengan impunitas tanpa memberinya kesempatan untuk berbicara," katanya, merujuk pada belasan orang yang ditangkap sejak serangan itu terjadi.

Separuh pelakunya adalah mantan tentara Kolombia. Polisi Haiti, yang masih memburu para tersangka lain dari kawanan beranggotakan 28 orang, mengatakan masih belum jelas siapa yang menyuruh mereka dan apa motifnya. [vm/ah]

Recommended

XS
SM
MD
LG