Tautan-tautan Akses

Jaksa Tuntut Pahlawan ‘Hotel Rwanda’ Hukuman Penjara Seumur Hidup


Paul Rusesabagina, yang kisahnya menginspirasi film "Hotel Rwanda", mengenakan seragam penjara berwarna merah muda saat menghadiri sidang jaminan di pengadilan di Ibu Kota Kigali, Rwanda, Jumat, 25 September 2020. (Foto: AP)
Paul Rusesabagina, yang kisahnya menginspirasi film "Hotel Rwanda", mengenakan seragam penjara berwarna merah muda saat menghadiri sidang jaminan di pengadilan di Ibu Kota Kigali, Rwanda, Jumat, 25 September 2020. (Foto: AP)

Tim jaksa Rwanda pada hari Kamis (17/6) menuntut hukuman penjara seumur hidup bagi seorang lelaki yang mengilhami film Hotel Rwanda dan menghadapi tuduhan terorisme. Sementara itu, keluarga lelaki itu menegaskan bahwa ia mengalami penganiayaan dan persidangan yang tidak adil.

Paul Rusesabagina, yang pernah dipuji karena sewaktu menjadi manajer hotel menyelamatkan ratusan warga etnik Tutsi dari genosida di Rwanda tahun 1994, menghadapi dakwaan terkait serangan oleh sebuah kelompok bersenjata di dalam Rwanda pada tahun 2018 dan 2019. Sembilan dakwaan terhadapnya mencakup pembentukan kelompok bersenjata liar, menjadi anggota sebuah kelompok teroris dan mendanai terorisme. Tim jaksa berusaha mengaitkannya dengan aktivitas yang menewaskan sedikitnya sembilan orang.

Paul Rusesabagina, yang kisahnya menginspirasi film "Hotel Rwanda", mengenakan seragam penjara berwarna merah muda saat menghadiri sidang jaminan di pengadilan di Ibu Kota Kigali, Rwanda, Jumat, 25 September 2020. (Foto: AP)
Paul Rusesabagina, yang kisahnya menginspirasi film "Hotel Rwanda", mengenakan seragam penjara berwarna merah muda saat menghadiri sidang jaminan di pengadilan di Ibu Kota Kigali, Rwanda, Jumat, 25 September 2020. (Foto: AP)

Rusesabagina, seorang warga negara Belgia dan penduduk AS, telah membantah tuduhan itu, dengan alasan kasusnya bermotivasi politik sebagai tanggapan atas kritiknya terhadap presiden yang lama berkuasa di Rwanda, Paul Kagame.

Rusesabagina menuduh bahwa ia diculik tahun lalu sewaktu mengunjungi Dubai dan dibawa ke Rwanda, di mana ia didakwa. Tetapi pengadilan memutuskan bahwa ia tidak diculik sewaktu diperdaya untuk menaiki pesawat carter. Pemerintah Rwanda telah menegaskan bahwa Rusesabagina sedang menuju ke Burundi untuk berkoordinasi dengan kelompok-kelompok bersenjata yang berbasis di sana dan di negara tetangganya, Kongo.

“Ayah saya Paul Rusesabagina adalah tahanan politik. Ia dituduh dengan dakwaan yang dibuat-buat, dan tidak ada bukti terhadapnya yang telah diajukan pengadilan tidak sah Rwanda,” cuit putrinya, Carina Kanimba setelah tim jaksa menuntut hukuman penjara seumur hidup.

Keluarganya juga mengatakan Rusesabagina tidak diberi akses ke makanan dan air, tetapi otoritas penjara Rwanda telah membantahnya.

Kasus ini mendapat perhatian global. Bulan lalu, Lantos Foundation for Human Rights and Justice menyatakan telah menyerahkan pengajuan resmi di AS yang merekomendasikan sanksi-sanksi terhadap Menteri Kehakiman Rwanda Johnston Busingye dan kepala Biro Penyelidik Rwanda, Kolonel Jeannot Ruhunga, atas peran mereka dalam penahanan Rusesabagina.

Rusesabagina berhenti hadir di pengadilan pada bulan Maret, dengan mengatakan ia memperkirakan tidak akan ada keadilan setelah permintaannya untuk memangguhkan persidangan guna mempersiapkan pembelaannya ditolak. Pengacaranya, Felix Rudakemwa, telah menegaskan bahwa dokumen hukum Rusesabagina disita oleh otoritas penjara. [uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG