Jakarta mengerahkan seluruh aparat kepolisian hari Jumat (15/1) untuk menjaga ibukota, sehari setelah serangan pertama ISIS di negara yang penduduk Muslimnya terbesar di dunia. Dua warga sipil dan lima penyerang tewas dalam serangan itu. Sekitar dua puluh orang lainnya luka parah, termasuk beberapa orang Eropa.
Petugas membawa senjata otomatis terlihat berpatroli di dalam pusat perbelanjaan kelas atas Plaza Indonesia, yang berada di dekat Sarinah, pusat perbelanjaan yang menjadi salah satu target serangan Kamis (14/1). Satu tim keamanan yang waspada disebut berhasil menggagalkan serangan terhadap mal itu dengan mengalihkan sebuah kendaraan ke sebuah pos pemeriksaan di mana para penyerang meledakkan bom mereka.
Selain pusat perbelanjaan, keamanan juga telah ditingkatkan di kedutaan dan rumah sakit, kata juru bicara Kepolisian Metropolitan Jakarta Mohammad Iqbal kepada wartawan.
Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, menutup kedutaan mereka pada hari Jumat (15/1).
Salah satu pelaku yang tewas dalam kekerasan hari Kamis (14/1) sebelumnya telah ditangkap karena memiliki amunisi sewaktu Presiden AS Barack Obama berkunjung ke Indonesia, kata kepala kepolisian nasional Indonesia Badrodin Haiti kepada wartawan, Jumat (15/1).
Tiga orang yang disebut polisi sebagai pembuat bom, ahli senjata api dan pendakwah, ditangkap di Depok, sekitar 40 kilometer di selatan ibukota, Jumat (15/1). Ada laporan yang bertentangan dari pejabat, mengenai apakah ketiga orang ini terkait dengan serangan hari Kamis, meskipun polisi mengatakan sebuah bendera hitam ISIS ditemukan dalam penggerebekan di Depok.
Walaupun telah diserang ISIS, pemerintah Indonesia mendapatkan pujian dari analis keamanan, mencatat negara ini telah melihat ratusan pendukung kelompok teroris pulang-pergi ke Suriah. [as]
