"Tantangan yang paling menarik untuk saya adalah bekerja di belakang kamera dan di depan kamera, at the same time," kata Iwan Bagus, model dan fotografer Indonesia yang saat ini berkarir di Washington DC, Amerika Serikat. Pada bulan November lalu, selama dua minggu karya foto Iwan, The Fives menjadi bagian dari pameran PHOTOGRAPHERS@WORK yang menghadirkan karya sembilan fotografer professional dari Washington DC. "Karya saya yang saya tampilkan kali ini ada dua foto. Dan foto-foto ini masih work in progress," ujar Iwan yang saat ini menjadi dosen dan ketua jurusan fotografi, di kampus University of District Columbia, Washington DC.
Sebagai seorang model, Iwan dikenal sebagai fotografer Self Potrait, di mana karya-karya foto Iwan selalu menggunakan dirinya sendiri sebagai model. Dalam foto-fotonya, ciri khas ekspresi wajah dan bahasa tubuh Iwan, tampak menyatu dalam komposisi tunggal dengan cahaya natural. Dibandingkan dengan dua pameran foto pada tahun-tahun sebelumnya yaitu Cryos (bahasa Yunani yang artinya es dan dingin) dan Phantasmargoria, karya foto Iwan kali ini terlihat lebih personal dan akrab. Ada rasa kerinduan yang berbicara di atas pantai pasir putih yang mendominasi latar belakang gambar.
Dengan hanya memakai properti berupa lima kursi dan lima payung, Iwan berhasil memukau puluhan kurator foto, kritikus foto dan pencinta seni yang datang bukan hanya dari Washington DC, tapi juga dari Maryland dan Virginia. Payung dianggap sebagai simbol perlindungan. "I am the youngest in the family, kakak saya semua perempuan. Mereka semua selalu melindungi saya, sampai sekarang. Foto kedua, menggunakan lima kursi karena anda tahu kan, kursi menimbulkan kenyamanan. Ini adalah cerminan kelima kakak saya," jelas Iwan saat berbincang dengan Naratama, Program Director VOA di antara jadwal mengajar yang padat.
Iwan yang mempunyai latar belakang Sarjana Ekonomi dari sebuah universitas di Jakarta ini, awalnya datang ke Washington DC untuk menyelesaikan kuliah pasca sarjana di bidang teknik di George Washington University.
Setelah lulus, Iwan yang sejak dulu mencintai dunia seni, lalu melanjutkan studi dalam bidang Film di kampus ternama, American University. Sejak itu, Iwan semakin dikenal sebagai fotografer.
Karya foto Iwan pernah dimuat di media terkenal seperti The New York Times dan National Geographic Channel, sementara itu berbagai tawaran datang untuk membuat foto produk dari berbagai klien di dunia periklanan. Namun kecintaan Iwan pada dunia pendidikan, membawanya untuk tetap kembali ke kampus dan mengajar. "Dalam dunia akademis, kita akan terus evolve, terus belajar fotografi. As a professor, I always challenge my students to keep working and produce a better work," kata Iwan yang sering diminta menjadi juri lomba fotografi di Washington DC dan New York.
Apakah tips dari Iwan untuk menjadi fotografer yang handal? "Belajar teknik fotografi itu penting, tapi yang lebih penting adalah belajar sejarah dan filosofi dari fotografi. Dan harus selalu berani melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. You have to look at it from different perspective," ujar Iwan menutup pembicaraan.