Israel menggempur Gaza dengan serangan udara pada Senin (17/5) pagi, sementara kekerasan di wilayah itu memasuki pekan kedua.
Associated Press melaporkan serangan itu mengguncang kota tersebut dari utara ke selatan dan berlangsung selama 10 menit. Serangan pada Senin (17/5) lebih berat dan lebih luas dibandingkan serangan sehari sebelumnya.
Serangan pada Senin (17/5) itu terjadi menyusul komentar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Minggu (16/5), yang mengatakan dia tidak berencana "segera" mengakhiri serangan udara yang mematikan di Gaza.
Presiden Amerika Serikat (AS ) Joe Biden pada Minggu (16/5) mengatakan pemerintahannya bekerja dengan Palestina dan Israel untuk mengupayakan ketenangan yang berkelanjutan. Dia menambahkan kedua pihak berhak hidup dengan aman dan tentram.
"Kami juga meyakini Palestina dan Israel sama-sama berhak hidup dalam keamanan dan ketentraman dan menikmati kebebasan, kesejahteraan dan demokrasi yang sama," katanya dalam rekaman video yang disiarkan dalam acara perayaan Idulfitri virtual pada Minggu (16/5).
"Pemerintahan saya akan terus mengajak Palestina dan Israel dan mitra-mitra regional lain untuk bekerja sama mewujudkan ketenangan yang berkelanjutan," kata Biden.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sejak pertempuran dimulai 10 Mei, sedikitnya 192 warga Palestina tewas, termasuk setidaknya 58 anak dan 22 perempuan. Setidaknya 10 warga Israel tewas dalam serangan roket, termasuk seorang anak berusia enam tahun. [vm/pp]