Israel menggempur Lebanon lewat serangan udara pada Minggu (12/1), menargetkan kawasan timur dan selatan, menurut laporan media pemerintah Lebanon. Militer Israel menyebut serangan itu menyasar lokasi Hizbullah, termasuk jalur penyelundupan di sepanjang perbatasan dengan Suriah.
Serangan udara itu semakin memupuskan gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan kelompok militan yang didukung Iran tersebut, yang mulai berlaku sejak 27 November.
Lembaga Berita Nasional Lebanon yang dikelola pemerintah melaporkan bahwa pesawat Israel menyerang pinggiran Janta di wilayah Baalbek timur dan area dekat Nabatieh di selatan. Namun, tidak ada informasi apakah ada korban jiwa dalam insiden itu.
Militer Israel mengatakan serangan itu menyerang sejumlah target yang dikatakan kepada pemantau gencatan senjata sebagai ancaman.
"Di antara target yang diserang adalah lokasi peluncur roket, lokasi militer, dan rute di sepanjang perbatasan Suriah-Lebanon yang digunakan untuk menyelundupkan senjata ke Hizbullah," katanya.
Serangan tersebut terjadi hanya dua minggu sebelum tenggat 26 Januari untuk menerapkan gencatan senjata November di mana kedua belah pihak saling tuduh telah melanggar kesepakatan.
Pernyataan militer Israel mengatakan bahwa mereka beroperasi "sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata".
Berdasarkan ketentuan kesepakatan tersebut, Hizbullah akan membongkar infrastruktur militernya yang tersisa di selatan dan menarik pasukannya kembali ke utara Sungai Litani, sekitar 30 kilometer dari perbatasan.
Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon pada awal bulan ini menuding Israel melakukan "pelanggaran mencolok" terhadap resolusi Dewan Keamanan yang menjadi landasan gencatan senjata.
Kementerian Kesehatan Lebanon dalam pernyataan pada Jumat mengatakan serangan Israel di Lebanon selatan pada hari yang sama menewaskan lima orang. Militer Israel mengeklaim serangan tersebut menyasar truk yang mengangkut senjata milik Hizbullah. [ah/rs]
Forum