Tautan-tautan Akses

Israel Perintahkan WHO untuk Kosongkan Gudang di Gaza Selatan


Seorang perempuan Palestina yang terluka akibat serangan Israel dilarikan ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, di selatan Jalur Gaza, pada 1 Desember 2023. (Foto: Reuters/Arafat Barbakh)
Seorang perempuan Palestina yang terluka akibat serangan Israel dilarikan ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, di selatan Jalur Gaza, pada 1 Desember 2023. (Foto: Reuters/Arafat Barbakh)

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, pada Senin (4/12), bahwa tentara Israel telah meminta badan kesehatan PBB itu untuk mengosongkan gudang bantuan di Gaza selatan sebelum operasi darat di daerah tersebut membuatnya tidak dapat digunakan.

“Hari ini, WHO menerima pemberitahuan dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bahwa kami harus memindahkan pasokan kami dari gudang medis kami di Gaza selatan dalam waktu 24 jam, karena operasi darat akan membuatnya tidak dapat digunakan lagi,” tulis Tedros di X, yang sebelumnya bernama Twitter.

“Kami mengimbau Israel untuk mencabut perintah tersebut, dan mengambil segala tindakan yang dapat melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit dan fasilitas kemanusiaan,” tulisnya.

Anggota militan Hamas dari Gaza melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 240 orang, menurut pejabat Israel.

Sebagai tanggapan, Israel berjanji untuk menghancurkan Hamas dan telah melakukan pemboman udara, artileri dan serangan dari laut tanpa henti di samping serangan darat yang mereka lancarkan. Serangan Israel telah menewaskan sekitar 15.900 orang, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.

Tentara Israel pada Senin mengirim puluhan tank ke Gaza selatan sebagai bagian dari perluasan tindakan terhadap Hamas, di saat komunikasi diputus di wilayah yang terkepung.

Jumlah rumah sakit yang beroperasi di Gaza telah berkurang dari 36 menjadi 18, dalam rentang waktu kurang dari 60 hari, menurut WHO, dengan hanya tiga rumah sakit yang menyediakan pertolongan pertama dasar dan yang lainnya menawarkan layanan parsial.

Sebanyak 12 rumah sakit masih tetap beroperasi di bagian selatan Jalur Gaza, menurut WHO.

Dalam konferensi pers sebelumnya pada Senin, direktur regional WHO untuk Mediterania Timur, Ahmed al-Mandhari, mengatakan intensifikasi operasi darat militer di Gaza selatan berisiko membuat ribuan orang kehilangan layanan kesehatan.

“Kami melihat, apa yang sudah terjadi di Gaza bagian utara. Ini tidak bisa dijadikan contoh bagi wilayah selatan,” kata dia.

Sementara itu, tentara Israel pada Selasa (5/12) membantah telah meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengosongkan gudang bantuan di Gaza selatan dalam waktu 24 jam.

“Yang sebenarnya adalah, kami tidak meminta Anda untuk mengevakuasi gudang dan kami juga telah menjelaskannya (dan secara tertulis) kepada perwakilan PBB yang relevan,” kata badan kementerian pertahanan Israel, yang bertanggung jawab atas urusan sipil Palestina, COGAT, di platform media social X.

“Dari seorang pejabat PBB kami berharap, setidaknya, agar dapat lebih akurat [dalam memberikan informasi],” tambah pernyataan itu. [ns/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG