Tiga orang Palestina tewas dalam penggerebekan militer Israel di sebuah kamp pengungsi Tepi Barat pada Senin (22/5) pagi, kata para pejabat kesehatan Palestina. Sementara itu pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengutuk keras aksi terbaru perluasan permukiman Israel.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan tiga orang tewas dalam penggerebekan di Balata, kamp pengungsi di dekat kota Nablus. Enam orang cedera, satu di antaranya dalam kondisi kritis, kata kementerian itu.
Militer belakangan mengonfirmasi bahwa para tentara telah menggerebek Balata; militer mengatakan pasukannya ditembaki dan menewaskan tiga orang Palestina. Tiga lainnya ditangkap di sana, kata militer. Israel telah meningkatkan penggerebekan selama setahun ini sebagai tanggapan atas serangkaian serangan Palestina dan mengatakan bahwa operasi hari Senin itu berhasil menjaring senjata dan kegiatan memproduksi bahan peledak di sebuah rumah, yang kemudian diledakkan militer.
Sementara itu, pemerintahan Biden mengeluarkan pernyataan dengan kata-kata tajam pada hari Minggu yang mengecam Israel karena bertindak untuk menempatkan kembali pemukim di pos terdepan Homesh yang sebelumnya dikosongkan di bagian utara Tepi Barat.
Pada Maret lalu, pemerintah Israel mencabut UU tahun 2005 yang membongkar empat permukiman di Tepi Barat. Pada akhir pekan, jenderal militer tertinggi Israel di Tepi Barat menandatangani perintah untuk memasukkan Homesh ke sebuah dewan regional pemukim lokal – suatu
langkah yang memuluskan jalan untuk pembangunan kembali pos tersebut.
AS “sangat risau” dengan apa yang disebut juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller sebagai kebijakan ilegal Israel mengenai pos terluar di wilayah pendudukan.
Sebagian besar masyarakat internasional menganggap permukiman Israel, yang dihuni sekitar 700 ribu orang di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, ilegal dan menghambat perdamaian. [uh/lt]
Forum