Kantor Perdana Menteri Israel menyatakan pada hari Jum’at (5/4) bahwa Israel akan mengizinkan pengiriman bantuan “sementara” melalui perbatasannya yang terhubung dengan jalur Gaza di bagian utara. Israel akan membuka kembali jalur penyebarangan Erez ke wilayah yang dilanda ancaman kelaparan itu untuk pertama kalinya sejak serangan 7 Oktober lalu.
“Israel akan mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan untuk sementara waktu melalui Ashdod dan pos pemeriksaan Erez,” demikian pernyataan pemerintah Israel yang dikeluarkan beberapa jam setelah adanya peringatan dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
“Peningkatan bantuan ini akan mencegah krisis kemanusiaan dan diperlukan untuk memastikan kelanjutan pertempuran dan untuk mencapai tujuan perang,” tambah pernyataan tersebut.
Pengumuman tersebut muncul ketika tekanan internasional terhadap Israel meningkat setelah mereka mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan tujuh pekerja lembaga amal World Central Kitchen yang berbasis di Amerika Serikat.
Dalam pembicaraan yang menegangkan selama 30 menit dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Kamis (4/4), Biden menggambarkan serangan Israel “tidak dapat diterima” dan menyerukan untuk “segera melakukan gencatan senjata.”
Biden juga “menegaskan bahwa kebijakan AS terhadap Gaza” akan ditentukan berdasarkan “langkah spesifik, konkret, dan terukur” yang ditempuh oleh Israel “untuk mengatasi kerugian warga sipil, penderitaan kemanusiaan, dan keselamatan pekerja bantuan,” demikian pernyataan Gedung Putih.
Tidak lama setelah pengumuman Israel itu, Gedung Putih menyambut baik langkah untuk “meningkatkan aliran bantuan ke Gaza” dan meminta agar semua “diterapkan secara penuh dan cepat.”
Gaza telah lama berada di bawah blokade Israel sejak dimulainya perang dan PBB telah menuduh Israel mencegah pengiriman bantuan kemanusiaan, serta memperingatkan akan terjadinya tingkat kelaparan yang sangat buruk.
Israel membantah telah menghambat pengiriman bantuan.
Serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober menewaskan 1.170 warga Israel dan warga asing, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut perhitungan kantor berita AFP berdasarkan angka-angka resmi Israel.
Namun, operasi pembalasan yang dilakukan Israel telah menewaskan sedikitnya 33.037 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.
Menurut pernyataan Israel, selain mengizinkan bantuan melalui penyeberangan perbatasan Erez dan pelabuhan Ashdod yang terletak sekitar 40 kilometer di bagian utara Gaza, otoritas Israel juga akan mengizinkan “peningkatan bantuan dari Yordania melalui Kerem Shalom,” sebuah jalur penyeberangan perbatasan di selatan Israel. [ti/rs]
Forum