Kelompok teroris Negara Islam (ISIS) berusaha merekrut Muslim China untuk bergabung menjadi pejuang ISIS "di medan perang."
Sebuah pesan video ISIS yang baru saja beredar dalam bahasa Mandarin telah mendorong Beijing untuk menyerukan kerjasama internasional yang lebih besar melawan ekstremisme.
"Dalam menghadapi terorisme, tidak ada negara yang dapat berjuang sendirian," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying. "Masyarakat internasional harus bekerja sama untuk melawan segala bentuk terorisme," tambahnya.
Seperti yang dilakukan kelompok al-Qaida di masa lalu, kelompok militan ISIS bisa mencoba untuk menjangkau populasi Muslim Uighur di provinsi Xinjiang yang bergolak.
"Tapi Anda tidak pernah benar-benar melihat al-Qaida menempatkan agen-agennya untuk memulai serangan atau mendukung kelompok militan di China," kata Raffaello Pantucci, seorang analis keamanan di 'Royal United Services Institute'.
"Saya pikir kita melihat sebuah narasi yang sama saat ini dengan (apa yang dilakukan) ISIS."
Beijing telah menyerukan koordinasi yang lebih besar dalam perang melawan teror minggu ini pada KTT Organisasi Kerjasama Shanghai, sebuah kelompok regional yang terdiri dari enam negara Eurasia.
Namun, Pantucci juga mengingatkan bahwa China dan sekutunya memiliki definisi yang berbeda mengenai ekstremisme, dari definisi negara-negara Barat.
Para pengamat mengatakan bahwa perbedaan interpretasi ini bisa menghambat kerjasama antara China dan Barat,tetapi mereka setuju adanya indikasi yang menguat bahwa Beijing bersedia memberikan dukungan yang lebih besar untuk memerangi militan ISIS. [pp/dw]