Iran mengatakan telah menangkap lebih banyak lagi orang yang diduga berusaha menarik keuntungan dari krisis ekonomi yang dipicu oleh pemberlakuan kembali sanksi-sanksi ekonomi AS terhadap negara itu,
Kantor berita pemerintah ISNA mengatakan, juru bicara kehakiman Iran Gholamhossein Mohseni-Ejei mengatakan kepada wartawan, Senin (20/8), pihak berwenang baru-baru ini menangkap 100 orang dalam kasus penipuan yang melibatkan mata uang, emas, kendaraan impor dan ponsel impor.
Menurut ISNA, Mohseni-Ejei mengatakan, 32 dari mereka yang ditangkap itu bahkan telah dikenai dakwaan dan ia berharap bahwa pengadilan akan mulai menyidangkan kasus-kasus mereka pekan depan.
Dalam pidato yang ditayangkan televisi pemerintah 12 Agustus lalu, Mohseni-Ejei mengatakan 67 orang telah ditangkap dalam operasi pemberantasan korupsi yang disetujui Pemimpin Agung Ayatollah Ali Khamenei sehari sebelumnya. Tidak jelas apakah jumlah 100 tersangka yang diungkapkannya baru-baru ini itu termasuk 67 orang yang telah ditangkap sebelumnya.
Dalam pidatonya Senin (20/8), Mohseni-Ejei mengatakan, kebanyakan dari 100 orang yang ditangkap sedang ditahan. Pernyataannya tersebut mengisyaratkan bahwa sejumlah di antara mereka telah dibebaskan dengan jaminan.
Iran melancarkan operasi penumpasan tersebut dalam usaha menstabilkan mata uangnya, yang melemah hingga tingkat terendah terhadap dolar dalam perdagangan tidak resmi bulan lalu karena munculnya kekhawatiran akan pemberlakuan kembali sanksi-sanksi AS.
Ayatollah Khamenei menanggapi krisis mata uang ini dengan mengeluarkan pernyataan pada 11 Agustus yang memerintahkan pengadilan-pengadilan Iran menghukum secara cepat dan adil warga Iran yang mengeksploitasi situasi ekonomi yang buruk untuk kepentingan pribadi.
Para pejabat kehakiman bahkan berusaha mendapat persetujuan Khamenei untuk membentuk pengadilan-pengadilan khusus yang memungkinkan mereka menjalankan proses pengadilan dengan lebih cepat dan dengan hukuman yang lebih keras. [ab/uh]