Iran mengatakan negaranya tidak lagi membatasi jumlah sentrifugal yang digunakan untuk memperkaya uranium. Langkah Iran itu mengabaikan perjanjian nuklir 2015.
"Program nuklir Iran tidak akan memiliki batasan dalam produksi termasuk kapasitas dan persentase pengayaan dan jumlah uranium yang diperkaya dan riset dan perluasan," kata pernyataan pemerintah, Minggu (5/1/2020).
Langkah itu diambil dua hari setelah sebuah serangan udara AS di Baghdad menewaskan jenderal tinggi Iran Qassem Soleimani, memicu ancaman balas dendam dari Iran.
Tapi pernyataan pada Minggu (5/1/2020) tidak mengungkap secara eksplisit ancaman bahwa Iran hendak mengembangkan senjata nuklir -- sesuatu yang selalu dibantah Iran. Pernyataan itu mengatakan Iran akan tetap bekerja sama dengan Badan Atom Internasional.
Iran secara bertahap telah mundur dari janji yang terikat dalam perjanjian 2015, sejak Presiden AS Donald Trump menarik AS keluar dari perjanjian itu pada 2018 dan menjatuhkan kembali sanksi-sanksi terhadap Iran. Negara-negara Eropa yang terlibat dalam perjanjian itu -- Inggris, Perancis dan Jerman -- telah mendesak Iran untuk tidak mundur. [vm/pp]