Tautan-tautan Akses

Iran: Kesepakatan Nuklir Berada 'Dalam Jangkauan' Jika Barat Tunjukkan Niat Baik


Menteri Luar Negari Iran, Hossein Amir-Abdollahian. (Kirill Kudryavtsev/Pool via REUTERS)
Menteri Luar Negari Iran, Hossein Amir-Abdollahian. (Kirill Kudryavtsev/Pool via REUTERS)

Diplomat tertinggi Iran, Kamis (12/02) mengatakan kesepakatan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir negaranya dengan kekuatan dunia berada "dalam jangkauan" tetapi itu tergantung pada niat baik Barat. Bola berada di tangan Washington, kata Republik Islam tersebut.

Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian menyatakan di Twitter bahwa negosiasi di Wina "berjalan dengan serius" dan pencabutan sanksi menjadi sebuah "prioritas mendasar."

Pembicaraan dilanjutkan hari Senin setelah Iran menghentikannya pada Juni lalu menyusul terpiihnya Presiden ultrakonservatif Ebrahim Raisi.

Para diplomat Eropa, Selasa (30/11) memperingatkan "kami tidak memiliki banyak waktu untuk basa-basi" dan mereka akan menilai "keseriusan" posisi Iran dalam 48 jam mendatang.

Dalam cuitannya, menteri luar negeri itu mengatakan pembicaraan sejumlah pakar terus berlanjut sekaligus menegaskan setiap hari ia berhubugnan dengan wakil dan pemimpin perundingnya, Ali Bagheri.

Pemimpin negosiasi nuklir Iran, Ali Bagheri Kani di Wina, Austria, 29 November 2021.
Pemimpin negosiasi nuklir Iran, Ali Bagheri Kani di Wina, Austria, 29 November 2021.

"Kesepakatan berpotensi dalam jangkauan jika Barat menunjukkan niat baik. Kami mengupayakan dialog yang rasional, bijaksana dan berorientasi pada hasil," kata Amir-Abdollahian.

Kepada wartawan di Wina, Bagheri hari Kamis mengatakan Iran telah mengajukan rancangan proposal tentang pencabutan sanksi dan komitmen nuklir Teheran.

Kantor berita Iran Fars menyatakan perunding utama Bagheri akan bertemu hari Kamis (2/12) dengan Rafael Grossi, kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Dalam sebuah wawancara dengan situs Middle East Eye, Bagheri mengatakan Teheran tidak merasa berada di bawah tekanan.

Perdana Menteri Israel Naftali Bennet, Kamis (2/12) menyerukan "penghentian segera" pembicaraan Wina, menuduh Iran melakukan "pemerasan terkait nuklir".

Grossi, Rabu (1/12) melaporkan "tidak ada kemajuan" dalam pembicaraannya di Teheran pekan lalu mengenai perselisihan atas pemantauan program nuklir Iran. [mg/lt]

XS
SM
MD
LG