Garda Revolusi Iran mengatakan pada Sabtu (4/8) bahwa pemimpin kelompok militan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh, terbunuh di Teheran oleh proyektil jarak pendek dengan bahan peledak sekitar 7 kg. Militer Iran itu bersumpah akan membalas dendam Tindakan tersebut.
Pembunuhan yang terjadi pada Rabu (31/7) pekan lalu tersebut memicu kekhawatiran akan potensi konflik langsung antara Teheran dan Israel, musuh bebuyutannya, di kawasan yang sudah terguncang oleh perang Israel di Gaza dan meningkatnya konflik di Lebanon.
Balas dendam atas pembunuhan pemimpin Hamas akan "berat dan dilakukan pada waktu, tempat, dan cara yang tepat," tambah pernyataan Garda, sambil menyalahkan "rezim teroris Zionis" Israel atas kematiannya.
Iran dan Hamas menuduh Israel melakukan serangan yang menewaskan Haniyeh beberapa jam setelah ia menghadiri pelantikan presiden baru Iran.
The New York Times, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa ledakan yang menewaskan Haniyeh adalah bom yang diselundupkan secara diam-diam ke wisma tempat ia menginap di Teheran dua bulan lalu.
Pejabat Israel belum mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Pernyataan pasukan elite Iran itu juga menuding "pemerintah kriminal Amerika Serikat (AS)" mendukung serangan yang menurut media Iran terjadi di pinggiran utara Teheran.
Haniyeh dimakamkan pada Jumat (2/8) di Qatar, tempat ia bertugas. [ah/ft]
Forum