Iran pada hari Jumat (3/6) mengatakan pihaknya akan segera menanggapi setiap tindakan “politik” dalam pertemuan badan pengawas nuklir PBB atau IAEA mendatang, setelah AS berjanji akan bergabung dengan Eropa untuk mendesak Teheran agar bekerja sama.
Peringatan Iran disampaikan menyusul terhentinya perundingan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir tahun 2015 antara republik Islam itu dengan kekuatan dunia sejak Maret lalu, menjelang pertemuan penting dewan gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pekan depan.
AS pada hari Kamis (3/6) mengatakan akan bergabung dengan Inggris, Prancis dan Jerman untuk mencapai resolusi IAEA pada pertemuan tersebut, setelah badan pengawas nuklir itu menyatakan bahwa Iran belum mengklarifikasi sejumlah pertanyaan mengenai keberadaan bahan nuklir yang ditemukan di tiga lokasi yang sebelumnya tidak pernah diumumkan.
“Tindakan politik apa pun yang diambil AS dan tiga negara Eropa di IAEA akan memicu – tanpa ragu – tanggapan yang proporsional, efektif dan segera,” kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian.
Komentar Abdollahian itu dikutip dari sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Iran. Ia menyampaikan komentar itu dalam sebuah sambungan telepon dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell, yang merupakan koordinator perundingan untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir tahun 2015.
Iran dan IAEA sebelumnya sempat mengatakan bahwa penyelesaian masalah ketiga lokasi tadi penting dalam upaya menghidupkan kembali perjanjian itu.
Perjanjian tahun 2015 membantu Iran bangkit dari sanksi ekonomi parah yang dijatuhkan padanya dengan imbalan pembatasan kegiatan nuklir di negara itu – sebuah langkah untuk mencegah Iran mengembangkan bom atom. Iran sendiri selalu membantah tuduhan mengembangkan senjata tersebut. [rd/pp]