Iran telah memulai membangun fasilitas nuklir bawah tanahnya di Fordo di tengah ketegangan negara tersebut dengan AS terkait program atomnya. Pembangunan ini terlihat dari foto satelit yang diperoleh Associated Press, Jumat (18/12).
Fasilitas nuklir Fordo sendiri baru diketahui Barat pada 2009, jauh sebelum negara-negara besar dunia mencapai kesepakatan nuklir 2015 dengan Teheran.
Meski tujuan pembangunan itu masih belum jelas, pekerjaan apa pun yang berlangsung di Fordo kemungkinan akan memicu kekhawatiran baru di hari-hari terakhir pemerintahan Trump sebelum pelantikan Presiden terpilih Joe Biden.
Iran belum secara terbuka mengakui adanya pembangunan fasilitas terbaru tersebut. Iran telah membangun fasilitas nuklir Natanz setelah terjadinya ledakan misterius pada bulan Juli, yang digambarkan Teheran sebagai serangan sabotase.
"Setiap perubahan di lokasi ini akan diawasi dengan cermat untuk melihat ke mana arah program nuklir Iran," kata Jeffrey Lewis, seorang pakar di Middlebury Institute of International Studies yang mempelajari Iran.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang sejumlah pengawasnya berada di Iran sebagai bagian dari kesepakatan nuklir, juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Pembangunan di Fordo dimulai pada akhir September. Gambar satelit yang diperoleh dari Maxar Technologies oleh AP menunjukkan konstruksi berlangsung di sudut barat laut situs tersebut, dekat kota suci Syiah Qom sekitar 90 kilometer barat daya Teheran.
Foto satelit tertanggal 11 Desember menunjukkan gambar yang mirip seperti fondasi yang digali untuk sebuah bangunan dengan lusinan pilar. Pilar semacam itu dapat digunakan untuk menopang bangunan di zona gempa.
Lokasi pembangunan terletak di barat laut fasilitas bawah tanah Fordo, dibangun jauh di dalam gunung untuk melindunginya dari potensi serangan udara. Situs ini berada di dekat bangunan pendukung dan penelitian dan pengembangan lainnya di Fordo.
Di antara gedung-gedung itu terdapat Pusat Teknologi Vakum Nasional Iran. Teknologi vakum adalah komponen penting dari sentrifugal gas uranium Iran, yang memperkaya uranium.
Trump pada 2018 secara sepihak menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran, di mana Teheran telah setuju untuk membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
Ketika AS menaikkan sanksi, Iran secara bertahap dan secara terbuka mengabaikan batas kesepakatan karena serangkaian insiden yang meningkat telah mendorong kedua negara ke ambang perang pada awal tahun ini. Ketegangan antara Iran dan AS masih tetap tinggi hingga saat ini.
Di bawah kesepakatan nuklir 2015, Iran setuju untuk menghentikan pengayaan uranium di Fordo dan malah menjadikannya "pusat nuklir, fisika, dan teknologi." [ah/au/uh/ab]