Iran dan Bahrain sepakat untuk memulai perundingan mengenai cara memulihkan hubungan diplomatik yang telah terputus selama hampir delapan tahun, kata Kementerian Luar Negeri Iran, Senin (24/6).
Bahrain, negara kerajaan kecil di Teluk, memutuskan hubungan dengan Iran pada 2016, mengikuti jejak kekuatan regional Arab Saudi setelah misi diplomatik Riyadh di Iran diserang oleh pengunjuk rasa yang marah dan mengecam eksekusi Saudi terhadap seorang ulama Muslim Syiah terkemuka.
Penjabat Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Bahrain, Abdullatif bin Rashid al-Zayani di sela-sela KTT Dialog Kerja Sama Asia di Teheran, Minggu (23/6), kata pernyataan Kementerian Luar Neger Iran.
“Dalam pertemuan ini, kedua belah pihak sepakat untuk menciptakan mekanisme yang diperlukan untuk memulai pembicaraan antara kedua negara guna mengkaji bagaimana memulihkan hubungan politik,” tambahnya.
Kunjungan diplomat tinggi Bahrain itu adalah yang kedua dalam waktu kurang dari sebulan, setelah menghadiri pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, yang tewas dalam kecelakaan helikopter pada Mei bersama enam orang lainnya.
Iran yang mayoritas penduduknya Syiah dan Arab Saudi yang mayoritas penduduknya Sunni memulihkan hubungan pada tahun 2023 dalam perjanjian yang ditengahi China. [ab/ns]
Forum