Tautan-tautan Akses

Intrik di Gedung Putih Undang Pengunjung di Museum Mata-mata di Washington DC


"Spy Museum" di Washington DC.
"Spy Museum" di Washington DC.

Ini adalah saat-saat yang tidak biasa dan membingungkan di Washington DC. Sejumlah politisi bertemu dengan pengacara Rusia, Gedung Putih merasa tidak nyaman dengan komunitas intelijen, dan sebagainya. Tetapi intrik-intrik di Washington DC ini tampaknya justru mendorong minat pada dunia mata-mata yang tertutup.

Terlepas dari intrik politik yang ada setiap hari di Gedung Putih, beberapa blok dari tempat itu ada Museum Spionase atau Spy Museum yang memilih untuk tidak bersingungan dengan intrik yang sesungguhnya. Direktur baru museum itu, Chris Costa, mengatakan museum ini menangani fakta dan informasi obyektif, dan menambahkan bahwa ia lebih suka membiarkan para pakar politik dan mantan pejabat intelijen saja yang mengurusi retorika politik.

"Para mantan pejabat itu memiliki hak untuk berbicara terbuka ketika mereka sudah tidak lagi menjabat. Kami tidak fokus pada peristiwa-peristiwa saat ini. Tujuan kami adalah menginformasikan publik lewat lensa sejarah. Kami mengkontekstualisasikan berbagai peristiwa saat ini lewat sejarah," jelas Costa.

Kolonel Chris Costa lebih tertarik mendidik publik yang semakin ingin tahu tentang cara kerja “spycraft,” sesuatu yang diketahuinya setelah 34 tahun menjadi pakar kontra-intelijen di Angkatan Darat Amerika. Ia mengakui bahwa dibutuhkan waktu beberapa saat untuk menjalani peran barunya sebagai direktur eksekutif Spy Museum.

"Tetapi kemudian ini menjadi sangat katarsis, peluang yang saya miliki, kesempatan untuk menyampaikan kisah saya secara bertanggungjawab, untuk terlibat dengan publik," tambahnya.

Berjalan melintasi pameran-pameran yang ada, Costa diingatkan tentang operasi rahasia yang dilakukan pada masa lalu dan satu kecerobohan yang terkait dengan es krim.

"Pertama kali menyamar saya mengenakan kumis. Saya pasang kumis dan saya dipaksa, saya tidak akan menceritakan rinciannya, tetapi saya dipaksa makan es krim. Apakah Anda pernah mengenakan sesuatu untuk menyamar, memakai kumis dan makan es krim? Saya sangat takut kumis itu jatuh ketika sedang makan es krim," jelas Costa.

Meskipun kehidupan berbahaya Costa sudah merupakan masa lalu, ia kini sangat serius dengan peran barunya mewakili karya para agen yang bekerja keras secara rahasia untuk melindungi negara mereka.

"Pekerjaan mereka sangat berbahaya. Saya harus menjadi orang di luar sana yang mewakili orang-orang tidak bisa bicara tentang pekerjaan mereka, untuk menginformasikannya kepada publik," kata Costa.

Minat publik pada “spycraft” dan peran yang dimainkan dalam sejarah meningkat sejak museum itu pertama kali dibuka tahun 2002. Museum itu berencana untuk pindah ke gedung baru tahun depan dengan pameran terbaru. Costa mengatakan publik dapat melihat lebih banyak piranti, dan mendengar lebih banyak cerita untuk memuaskan keingintahuan mereka tentang dunia spionase yang rahasia dan menarik ini. [em/al]

XS
SM
MD
LG