Majelis Umum Interpol, Rabu (21/11), memutuskan bahwa Kim Jong-yang dari Korea Selatan sebagai presiden baru organisasi itu.
Interpol menyatakan, Kim -- yang sebelumnya menjabat sebagai penjabat presiden organisasi itu -- akan memimpin selama masa jabatan dua tahun.
Ia menggantikan Meng Hongwei dari China, yang menghilang sewaktu berkunjung ke negara asalnya akhir September lalu dan belakangan dilaporkan sedang ditahan atas tuduhan suap.
Menjelang pemungutan suara itu, Menlu AS Mike Pompeo menyatakan mendukung kuat keterpilihan Kim. “Kami mendorong semua negara dan organisasi yang menjadi bagian dari Interpol dan yang menghormati aturan hukum untuk memilih pemimpin yang kredibilitas dan integritasnya mencerminkan salah satu badan penegakan hukum yang paling penting di dunia ini,” kata Pompeo.
Hasil pemungutan suara Rabu ini merupakan kejutan mengingat sebelumnya Alexander Prokopchuk dari Rusia banyak dianggap sebagai unggulan dalam pemilihan itu.
Para pengecam Kremlin mengatakan, menempatkan Prokopchuk sebagai kepala Interpol akan mempolitisasi organisasi itu. Sebuah kelompok empat senator AS menuduhnya secara pribadi terlibat dalam apa yang disebut kebiasaan Rusia menyalahgunakan Interpol untuk tujuan membungkam dan melecehkan saiangan politik, pembangkang dan jurnalis. [ab]