Koalisi yang dipimpin Amerika untuk melawan ISIS telah berhasil menghancurkan negara khilafah yang diklaim kelompok militan itu di Irak dan Suriah. Tetapi kemenangan itu dapat dengan mudah menjadi lemah, jika ketidakstabilan berlanjut, kata seorang pejabat intelijen memperingatkan, Selasa (13/3).
“Untuk jangka pendek, saya khawatir mengenai hilangnya kemenangan di Suriah dan Irak,” kata David Cattler dari Kantor Direktur Intelijen Nasional di Lembaga Kebijakan Timur Dekat Washington.
“Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan di sana,” kata dia menambahkan.
Kelompok teror ISIS telah kehilangan ribuan anggotanya dan terusir dari 98 persen wilayah yang telah didudukinya selama tiga tahun di Irak dan Suriah.
Sekarang koalisi membantu Pasukan Demokratik Suriah menghabisi sisa-sisa ISIS di Suriah timur dekat perbatasan dengan Irak. Cattler memperingatkan bahwa kemenangan koalisi terancam oleh meningkatnya kompleksitas di medan tempur, di mana sekutu dan musuh bersaing memperebutkan pengaruh.
Menurut Cattler, ideologi ISIS masih bergema secara global, sementara kelompok itu berusaha menyesuaikan diri dengan kenyataan terkait kekalahan di Irak dan Suriah. [ds/my]