Tautan-tautan Akses

Insiden Anti-Muslim di AS Melonjak 70% pada Paruh Pertama 2024 Akibat Perang Gaza


Demonstrasi yang mengkritisi anti-Muslim di dekat kampus Universitas Harvard, Cambridge, Massachusetts, pada 7 Maret 2017. (Foto: AP)
Demonstrasi yang mengkritisi anti-Muslim di dekat kampus Universitas Harvard, Cambridge, Massachusetts, pada 7 Maret 2017. (Foto: AP)

Diskriminasi dan serangan terhadap warga Muslim dan Palestina di AS melonjak sekitar 70 persen pada paruh pertama 2024, seiring dengan meningkatnya Islamofobia yang dipicu oleh perang Israel di Gaza, menurut laporan dari organisasi nirlaba Council on American-Islamic Relations (CAIR) pada Selasa (30/7).

Para pembela hak asasi manusia melaporkan adanya peningkatan sentimen Islamofobia, bias anti-Palestina, dan antisemitisme di dunia sejak pecahnya perang Israel-Gaza pada Oktober, malapetaka yang menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan krisis kemanusiaan.

CAIR mengatakan pihaknya menerima 4.951 pengaduan terkait insiden anti-Muslim dan anti-Palestina pada paruh pertama 2024, meningkat hampir 70 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023.

Menurut CAIR, sebagian besar pengaduan tersebut mencakup kategori imigrasi dan suaka, diskriminasi dalam pekerjaan, diskriminasi di bidang pendidikan, serta kejahatan berbasis kebencian.

CAIR mencatat adanya 8.061 pengaduan serupa sepanjang 2023, termasuk sekitar 3.600 pengaduan dalam tiga bulan terakhir setelah perang dimulai.

Dalam sembilan bulan terakhir, terjadi sejumlah insiden mengkhawatirkan di AS termasuk penusukan fatal seorang anak Palestina-Amerika berusia 6 tahun di Illinois pada Oktober, penusukan seorang pria Palestina-Amerika di Texas pada Februari, penembakan tiga siswa keturunan Palestina di Vermont pada November, serta upaya penenggelaman seorang gadis Palestina-Amerika berusia 3 tahun pada Mei.

Sejak Oktober, terjadi banyak demonstrasi di AS, yang merupakan sekutu utama Israel, terhadap perang di Gaza. CAIR mencatat adanya tindakan represif dari polisi dan otoritas universitas terhadap protes pro-Palestina dan perkemahan di kampus.

CAIR menyatakan bahwa mereka mengumpulkan data dengan meninjau pernyataan publik, video, serta laporan dari panggilan telepon, email, dan sistem pengaduan daring. Selain itu, mereka juga menghubungi individu yang insidennya dilaporkan oleh media. [ah/ft]

Forum

XS
SM
MD
LG