Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, Senin (3/2) akan mengumumkan “perubahan mendasar pada sistem untuk menangani mereka yang dihukum karena pelanggaran terorisme” setelah insiden penikaman di London.
Polisi Inggris hari Minggu (2/2) menembak mati seorang pria yang mereka katakan mengenakan alat peledak palsu dan menikam dua orang di jalan yang sibuk di kawasan Streatham, London selatan.
Wakil Asisten Komisaris Lucy D'Orsi mengatakan polisi yakin tersangka adalah Sudesh Amman, yang baru-baru ini dibebaskan dari penjara karena berbagai “pelanggaran terkait terorisme Islamis.”
Seorang korban laki-laki, yang menderita luka yang mengancam jiwanya kini telah keluar dari kondisi kritis. Seorang wanita yang ditikam telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Orang ketiga terluka ringan akibat serpihan kaca ketika polisi menembak tersangka.
Johnson mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia ikut sedih dengan mereka yang terluka dan dia juga berterima kasih kepada polisi dan pekerja darurat.
Walikota London Sadiq Khan mengatakan, “Teroris berusaha memecah belah kita dan menghancurkan cara hidup kita. Di sini di London, kita tidak akan pernah membiarkan mereka berhasil.”
Penikaman hari Minggu itu terjadi sedikit lebih dari dua bulan setelah Usman Khan, seorang terpidana teroris yang dibebaskan lebih awal dari penjara, menewaskan dua orang dan melukai tiga orang lainnya dalam aksi penikaman membabi buta di Jembatan London (London Bridge) sebelum polisi menembaknya hingga tewas. [lt/ab]