Tautan-tautan Akses

Inggris-AS Selidiki Penggunaan Data Facebook


Kantor pusat perusahaan "Cambridge Analytica" di London, Inggris (foto: ilustrasi). Pemerintah Inggris sedang mengupayakan surat perintah untuk menggeledah kantor Cambridge Analytica untuk mengetahui apakah Facebook cukup melindungi informasi pribadi penggunanya.
Kantor pusat perusahaan "Cambridge Analytica" di London, Inggris (foto: ilustrasi). Pemerintah Inggris sedang mengupayakan surat perintah untuk menggeledah kantor Cambridge Analytica untuk mengetahui apakah Facebook cukup melindungi informasi pribadi penggunanya.

Raksasa media sosial Facebook hari Selasa (20/3) menghadapi penyelidikan baru di Inggris dan Amerika terkait data informasi dalam jumlah besar yang dikumpulkan perusahaan itu tentang pengguna mereka dan bagaimana data itu digunakan untuk memengaruhi pemilihan umum di Amerika oleh Cambridge Analytica, perusahaan Inggris yang menyasar pemilih tertentu.

Komisioner Penerangan Inggris Elizabeth Denham sedang mengupayakan surat perintah untuk menggeledah kantor pusat Cambridge Analytica di London untuk mengetahui apakah Facebook cukup melindungi informasi pribadi pengguna tentang diri dan teman-teman mereka. Laporan akhir pekan menyebutkan, Cambridge Analytica secara tidak sah menggunakan informasi lebih dari 50 juta pengguna Facebook, termasuk 6 juta dolar untuk memengaruhi orang Amerika agar memilih raja real estat Donald Trump sehingga ia menang dalam pemilihan presiden Amerika tahun 2016.

Baca juga: Facebook Tangguhkan Hubungan dengan Cambridge Analytica Terkait Privasi Data

Sementara itu, kantor berita Bloomberg News melaporkan Komisi Perdagangan Federal Amerika sedang menyelidiki apakah Facebook melanggar ketentuan yang disepakati dengan badan tersebut yang mengizinkan Cambridge Analytica menggunakan data pribadi berdasarkan informasi yang diunggah pengguna Facebook secara online tentang diri mereka. Facebook telah mengeluarkan Cambridge Analytica dari jejaring sosialnya yang luas.

Beberapa anggota DPR Amerika meminta CEO Facebook Mark Zuckerberg memberi kesaksian di Kongres tentang penggunaan informasi penggunanya oleh perusahaannya.

Juru bicara Gedung Putih, Raj Shah, mengatakan kepada stasiun televisi Fox News, Pressiden Trump "percaya bahwa data pribadi orang Amerika perlu dilindungi. Jika Kongres ingin menyelidiki masalah ini atau lembaga lain ingin mengetahui masalah ini, kami dengan senang hati menyetujui."

Baca juga: Anggota Parlemen AS, Inggris Kecam CEO Facebook

Denham mengatakan kepada BBC Radio, "Kami sedang mencari tahu apakah Facebook melindungi dan menjaga informasi pribadi dalam sistem online itu atau tidak; dan apakah ketika menyadari hilangnya data itu mereka bertindak tegas; dan apakah orang-orang diberitahu atau tidak."

Investor bereaksi negatif atas peran Facebook dalam kebocoran data itu. Nilai saham Facebook turun hampir 10 persen dalam beberapa hari ini, dan valuasi perusahaan itu berkurang miliaran dolar.

Facebook mengatakan datanya semula dikumpulkan oleh akademisi Inggris, Aleksandr Kogan, yang membuat aplikasi di Facebook dan diunduh 270 ribu orang, yang tidak hanya memberi data pribadi mereka, tetapi juga data teman-teman yang saling bertukar informasi dengan mereka. Facebook mengklaim Kogan kemudian melanggar ketentuan perusahaan itu dengan memberi informasi tersebut kepada Cambridge Analytica.

Cambridge University di Inggris, tempat Kogan mengajar, hari Selasa meminta Facebook memberi semua informasi tentang hubungan Kogan dengan Cambridge Analytica.

Kogan memberi tahu rekan-rekannya di universitas itu, ia akan menjawab pertanyaan anggota Kongres Amerika dan parlemen Inggris, dan juga pertanyaan dari Biro Investigasi Federal Amerika (FBI) tentang data yang dikumpulkannya dari pengguna Facebook, tetapi sejauh ini belum ada yang meminta untuk mewawancarainya. [ka/ii]

Recommended

XS
SM
MD
LG