Memilih antara perawatan yang efektif dan operasi pencegahan merupakan keputusan penting dalam memerangi kanker payudara. Penelitian baru menyimpulkan bahwa informasi gen kanker pasien bisa mengkonfirmasi apakah kemoterapi pilihan terbaik yang harus dilakukan.
Informasi gen sudah banyak dipakai untuk membantu mengarahkan perawatan kanker payudara untuk meramalkan dan melakukan pencegahan yang lebih baik.
Sandra Cohen selalu was-was akan terkena kanker payudara karena ibu dan neneknya meninggal akibat penyakit itu. Namun berkat uji gen, ia dan dokternya bisa mengambil keputusan untuk melakukan operasi pencegahan. Katanya ia sekarang merasa lebih baik dan menyarankan uji genetika pada orang lain yang mempunyai sejarah medis serupa.
Penelitian tersebut mengamati tanggapan dan kemampuan bertahan perempuan yang baru didiagnosis menderita kanker payudara dalam perawatan kanker. Data tersebut didasarkan pada contoh-contoh tumor yang diambil dari 310 pasien yang dirawat dengan dua obat kemoterapi.
Para peneliti mengatakan informasi gen pasien menjadi cara yang baik untuk meramalkan tumor yang benar-benar sensitif terhadap kemoterapi dan yang kebal terhadap kemoterapi.
Dr. Charis Eng seorang peneliti kanker yang tidak ikut dalam penelitian itu mengatakan, “Ramalan selalu ada baiknya, karena kalau kita bisa meramalkan secara akurat, kita bisa mengetahuinya. Anggaplah “bola kristal” ini mengatakan orang ini tidak akan sembuh jika diberi perawatan standar untuk kanker payudara tahap dini. Itu akan membuat dokter mereka lebih waspada dan berusaha mengatasi kanker yang tumbuh lagi lebih cepat atau bahkan memberi perawatan yang sangat agresif.”
Para peneliti sepakat uji semacam ini bisa mencegah pasien dirawat dengan obat-obatan di mana tubuh mereka tidak memberikan tanggapan atau bisa menjadi pengobatan yang lebih pribadi.
Para pakar mengatakan uji gen juga mengurangi biaya layanan kesehatan dan memungkinkan para dokter menyerang tumor ganas tanpa kehilangan waktu yang sangat berharga.
Para pakar dalam penelitian ini mengatakan perlu studi yang lebih banyak lagi, namun yakin temuan mereka akan menjadi senjata tambahan dalam memerangi kanker payudara.