Kanselir Olaf Scholz dan 16 gubernur negara bagian Jerman akan berunding Senin (24/1) untuk memetakan jalan bagi upaya mengatasi pandemi virus corona. Mereka diperkirakan akan memprioritaskan penggunaan tes PCR untuk kelompok orang yang paling berisiko.
Jerman mencatat kenaikan tajam jumlah kasus yang dipicu varian omicron yang mudah menular. Pada hari Senin, pusat pengendalian penyakit nasional mengatakan 840,3 kasus baru per 100.000 penduduk telah tercatat selama sepekan terakhir, dan 63.393 kasus selama 24 jam terakhir. Menteri Kesehatan mengatakan dia memperkirakan jumlahnya akan mencapai puncaknya pada pertengahan Februari.
Pada 7 Januari, Scholz dan para gubernur sepakat untuk memperketat persyaratan masuk ke restoran dan bar, dan memutuskan untuk mempersingkat masa karantina dan isolasi diri.
Scholz mengatakan kepada harian Sueddeutsche Zeitung menjelang pertemuan Senin bahwa Jerman tidak membutuhkan perubahan kebijakan terkait pandemi. Ia menambahkan bahwa dalam hal apapun tidak tepat untuk melonggarkan aturan secara luas di tengah gelombang kasus omicron.
Para pemimpin Jerman diperkirakan akan menyetujui upaya untuk membatasi penggunaan tes PCR karena peningkatan cepat dalam jumlah kasus mengurangi ketersediaannya. Prioritas diperkirakan akan diberikan kepada karyawan di sektor kesehatan, orang tua dan kelompok lain yang berisiko besar.
Pertemuan Senin (24/1) diperkirakan tidak membahas secara mendalam pertanyaan tentang kemungkinan diberlakukannya mandat vaksinuniversal, yang didukung Scholz tetapi diserahkan kepada parlemen untuk memutuskannya, Parlemen diperkirakan akan mengadakan debat pertama pada Rabu, dengan berbagai proposal diajukan untuk mandat penuh atau terbatas, atau bahkan tanpa mandat.
Meskipun infeksi meningkat dengan cepat, sejauh ini belum disertai dengan peningkatan besar dalam kasus rawat inap. Tetapi para pejabat khawatir karena Jerman memiliki jumlah orang tua yang belum divaksinasi yang tinggi dibandingkan dengan beberapa negara Eropa lainnya. [ab/lt]