Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa kepada wartawan, usai menerima kunjungan Asisten menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Asia pasifik, Kurt Campbell, Senin siang. Pertemuan yang berlangsung selama 30 menit itu membahas persiapan kedatangan dan agenda Presiden Obama di Jakarta.
"Kunjungan Presiden Obama diharapkan menjadi awal yang baik untuk mempromosikan kemitraan yang menyeluruh, yang sedang digalakkan antara Amerika Serikat dan Indonesia," demikian kata Marty Natalegawa. Kemitraan yang dimaksud antara lain di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, investasi dan militer.
Sementara itu, Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal, memastikan sejauh ini belum ada perubahan agenda Presiden Obama, kecuali pembatalan ke Jogjakarta.
Semula Presiden Obama dijadwalkan berada di Indonesia pada 20-22 Maret. Namun, ia harus menunda kedatangannya karena sedang mendesak Kongres untuk meloloskan Rancangan Undang-Undang Layanan Kesehatan, yang merupakan salah satu prioritas utama pemerintahannya. Presiden Obama akan datang didampingi sejumlah pejabat, tanpa disertai istri dan kedua putrinya.
Terkait rencana kedatangan Obama, beberapa kelompok mahasiswa di Jakarta, Makassar, dan kota-kota lainnya sejak sepekan terakhir gencar melakukan aksi penolakan. Mahasiswa menilai pemerintahan SBY-Boediono akan selamanya tunduk pada kebijakan neoliberal Amerika Serikat.
Pengamat dunia Islam dari Universitas Negeri Syarif Hidayatullah, Professor Azyumardi Azra, berpendapat Indonesia dan Amerika harus mendorong negara-negara Timur Tengah lebih bersatu.