Di Indonesia, pengobatan anti penuaan (anti-aging medicine) masih menjadi hal yang baru. Dokter yang ahli di bidang ini pun masih langka di tanah air. Padahal, berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2025 mendatang, tingkat laju penuaan di Indonesia akan mencapai 400 persen, menempatkan dalam urutan pertama negara dengan populasi manusia usia lanjut terbanyak di dunia.
Menanggapi hal ini, beberapa universitas membuka program studi anti-aging. Salah satunya adalah Universitas Padjadjaran, Bandung. Pakar dermatologi yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Unpad, Sudigdo Adi, menyatakan bahwa mulai September mendatang, Universitas Padjadjaran akan membuka program studi anti-aging untuk tingkatan pascasarjana bagi para dokter umum.
Sudigdo mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan anti-aging di sini, bukan hanya mengenai panjangnya umur, tapi juga mengenai kualitas hidup. "Bagaimana dengan kepanjangan umur itu, orang bisa menikmati hidup," tandasnya. "Itu yang harus kita perjuangkan. Inilah yang kita harapkan dari program studi ini."
Sementara itu, Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) menyambut baik dibukanya program studi anti-aging di beberapa universitas di Indonesia. Ketua Harian PDUI, Imelda Datau mengatakan dengan mempelajari ilmu anti-aging medicine, diharapkan kompetensi dokter umum di tanah air dapat meningkat. "Prospeknya bagus," menurut Imelda
Selain Universitas Padjadjaran, universitas lain yang akan membuka program studi anti-aging adalah Univeristas Kristen Indonesia (UKI). Sementara Universitas Udayana, Bali, telah lebih dahulu membuka program studi ini sejak 2007.