India secara resmi memperkenalkan kapal induk buatan dalam negeri pertamanya, Jumat (2/9).
INS Vikrantlah adalah kapal induk operasional kedua India. Kapal ini -- yang namanya dalam bahasa Sansekerta berarti “kuat” atau “berani” -- akan bergabung dengan INS Vikramaditya, kapal induk era Soviet yang dibeli dari Rusia pada tahun 2004 untuk mempertahankan Samudera Hindia dan Teluk Benggala.
Banyak pengamat menilai, pengoperasian kapal itu untuk mengantisipasi armada China yang jauh lebih besar dan berkembang, dan untuk menunjukkan kemampuan pembuatan kapal dalam negeri India.
Kapal induk baru sepanjang 262 meter itu dirancang oleh Angkatan Laut India dan dibangun di galangan kapal Cochin di India Selatan. Kapal itu diperkenalkan oleh Perdana Menteri Narendra Modi sebagai bagian dari peringatan 75 tahun kemerdekaan negara itu dari kekuasaan Inggris.
Lebih dari sekadar menambah kemampuan angkatan laut negara itu, Modi menekankan pentingnya India menjadi salah satu dari segelintir lknegara dengan program kapal induk pribumi.
“Ini adalah hari bersejarah dan pencapaian penting,” kata Modi. ''Ini adalah contoh dari dorongan pemerintah untuk membuat sektor pertahanan India mandiri.''
Kapal induk itu adalah kapal perang terbesar yang dibangun di negara itu, dan dapat membawa sekitar 1.600 awak dan mengoperasikan armada 30 pesawat, termasuk jet tempur dan helikopter, kata Angkatan Laut India.
Lebih dari 75% komponen kapal induk baru India itu dibeli secara lokal, dengan setengah lusin perusahaan industri besar dan lebih dari 100 bisnis kecil menyediakan peralatan dan mesin, menurut Kementerian Pertahanan.
Penundaan enam tahun produksinya menyebabkan kenaikan harga enam kali lipat menjadi 200 miliar rupee ($2,5 miliar) saat ini, menurut para ahli pertahanan.
Kapal perang berbobot 47.400 ton itu akan beroperasi penuh pada akhir 2023 setelah pertama kali menjalani uji coba pendaratan dengan pesawat tempur MiG-29K buatan Rusia yang dimiliki India.
India berencana untuk melengkapi kapal induk itu dengan lebih dari dua lusin pesawat tempur baru – kemungkinan termasuk Rafale-M dari Dassault, Prancis, dan F/A-18 Block III Super Hornet yang diproduksi oleh Boeing.
Dalam beberapa tahun terakhir, China telah memperluas kehadirannya di Samudra Hindia, Pasifik Barat, dan sekitarnya.
Pada bulan Agustus, China merapatkan sebuah kapal angkatan lautnya ke pelabuhan buatannya di Sri Lanka meskipun ada kekhawatiran keamanan dari New Delhi. Beijing menyebut kapal itu sebagai kapal penelitian, tetapi secara luas diyakini sebagai kapal mata-mata penggunaan ganda yang dikhawatirkan India dapat digunakan untuk mengawasi wilayah tersebut.
Menanggapi kekhawatiran atas meningkatnya keagresifan China, Angkatan Laut India tahun lalu mengirim empat kapal perang ke Asia Tenggara, Laut China Selatan dan Indo-Pasifik untuk malakukan latihan bersama dengan anggota kelompok negara “Quad'' lainnya -- Amerika Serikat, Jepang dan Australia, menurut Kementerian Pertahanan India. [ab/uh]
Forum