NEW DELHI —
Jay Prakash Mahato, 35, memulai harinya pada pukul 5 subuh dengan mencuci mobil-mobil di distrik bisnis Gurgaon, New Delhi. Ia kemudian bekerja di sebuah pabrik pembuat barang pecah belah. Pada malam hari, ia masak untuk sebuah keluarga. Dua pekerjaan sampingan plus satu pekerjaan tetap membuatnya berpenghasilan sekitar US$200 per bulan.
Mahato mengatakan bahwa status ekonominya telah jauh membaik sejak ia pindah dari desanya di Bihar lebih dari 10 tahun yang lalu. Ia menambahkan bahwa upahnya sangat rendah ketika ia tiba di Gurgaon, sekitar $40, yang hanya cukup untuk makan. Sekarang, menurutnya, ia dapat memberi makan dan pakaian empat anaknya.
Para ekonom menghubungkan peningkatan pendapatan Mahato dengan dekade dimana ekonomi India tumbuh hampir 8 persen setiap tahun. Upah membaik dan orang-orang seperti Mahato mendapat lebih banyak kesempatan, baik dalam pekerjaan tetap maupun pekerjaan sampingan.
Pemerintah India minggu akhir pekan lalu mengumumkan bahwa jumlah orang miskin turun drastis dari lebih dari 400 juta pada 2005 menjadi 270 juta pada 2012. Hal itu berarti penurunan dari 37 persen menjadi 22 persen populasi, atau kurang lebih 2 persen setiap tahun.
Para ekonom mengatakan jumlah sebenarnya dari warga miskin masih diperdebatkan karena karena pemerintah hanya memasukkan mereka yang memiliki pengeluaran kurang dari 55 sen tiiap hari di daerah perkotaan dan sekitar 45 sen di daerah pedesaan, sebagai warga miskin. Standar kemiskinan internasional adalah kurang dari $1,25 per hari. Dengan standar itu, Bank Dunia pada 2010 memperkirakan sekitar 33 persen warga India hidup dalam kemiskinan.
Ekonom Y.K. Alagh di Gujarat mengatakan bahwa proporsi yang tepat dari warga miskin di negara berpenduduk 1,2 miliar itu mungkin perlu dipertanyakan. Namun ia mengatakan bahwa tren yang terjadi jelas -- ada bukti yang menunjukkan kemiskinan telah berkurang dengan pesat pada dekade terakhir.
"Pertama, dekade terakhir merupakan periode pertumbuhan tinggi. Kedua, itu merupakan periode pertumbuhan pertanian yang tinggi. Lapangan kerja juga membaik. Pertumbuhan sektor pertanian dan lapangan kerja merupakan faktor-faktor penentu kemiskinan yang sangat penting. Jadi memang mungkin bahwa angka kemiskinan telah jatuh di India. Mengenai tingkat atau angkanya, itu soal lain," ujar Alagh.
Penurunan tampak lebih tajam di daerah pedesaan yang luas, tempat duapertiga penduduk tinggal. Beberapa dari negara-negara bagian termiskin di India seperti Orissa, Bihar dan Rajasthan juga mengalami penurunan tingkat kemiskinan yang tajam dibandingkan dengan daerah-daerah yang lebih miskin.
Namun, daerah pedesaan masih merupakan tempat tinggal sejumlah besar orang miskin, dengan tiga dari empat warga miskin tinggal di pedesaan.
Penciptaan Lapangan Kerja
Kepala lembaga penelitian Indira Gandhi Institute for Development Research di Mumbai, Mahendra Dev, mengatakan bahwa hal yang penting adalah fokus untuk menciptakan lebih banyak pekerjaan di luar sektor pertanian.
“Ada kebutuhan untuk mengalihkan mereka ke lapangan pekerjaan non-pertanian. Hal yang mendasar adalah kita perlu lebih banyak pekerjaan yang produktif. India kehilangan kesempatan dalam sektor manufaktur intensif buruh. Kita tidak dapat melakukannya dalam semalam. Namun dalam jangka menengah, kita harus beralih ke sektor manufaktur," ujar Dev.
Mahato, yang bermigrasi dari Bihar, salah satu negara bagian termiskin di India, sepakat dengan Dev.
Ia mengatakan kondisinya parah saat masih di desa. Tidak ada pekerjaan dan tidak ada uang beredar, dan yang bertahan hanya beberapa lahan yang ditanami, ujarnya.
Pihak oposisi politik telah mengecam pemerintah atas angka kemiskinan terbaru, dnegan mengatakan bahwa angka-angka itu dihitung dengan menurunkan standar untuk mengukur kemiskinan.
Ekonom Alagh mengatakan bahwa rekor India dalam melawan kemiskinan masih menyimpan banyak problema.
"Konsumsi biji-bijian telah meningkat. Tingkat gizi membaik. Namun bagi perempuan, anak-anak perempuan di beberapa wilayah, malnutrisi kronis masih sangat tinggi. Jelas ada kegagalan-kegagalan yang besar. Banyak yang masih harus dilakukan, program-program yang lebih fokus, evaluasi yang lebih baik, dan institusi-institusi lokal yang lebih efektif," ujar Alagh.
Pemerintah telah menjanjikan norma-norma baru untuk mengidentifikasi warga miskin dan lebih banyak program untuk melawan malnutrisi tingkat tinggi di negara itu. Di antara program-program itu adalah sebuah langkah ambisius untuk menyediakan makanan berbasis biji-bijian bersubsidi tinggi bagi hampir duapertiga populasi.
Namun partai-partai oposisi mempertanyakan mengapa pemerintah mencoba mendorong program ini jika mengklaim bahwa hanya satu dari lima orang yang miskin.
Mahato mengatakan bahwa status ekonominya telah jauh membaik sejak ia pindah dari desanya di Bihar lebih dari 10 tahun yang lalu. Ia menambahkan bahwa upahnya sangat rendah ketika ia tiba di Gurgaon, sekitar $40, yang hanya cukup untuk makan. Sekarang, menurutnya, ia dapat memberi makan dan pakaian empat anaknya.
Para ekonom menghubungkan peningkatan pendapatan Mahato dengan dekade dimana ekonomi India tumbuh hampir 8 persen setiap tahun. Upah membaik dan orang-orang seperti Mahato mendapat lebih banyak kesempatan, baik dalam pekerjaan tetap maupun pekerjaan sampingan.
Pemerintah India minggu akhir pekan lalu mengumumkan bahwa jumlah orang miskin turun drastis dari lebih dari 400 juta pada 2005 menjadi 270 juta pada 2012. Hal itu berarti penurunan dari 37 persen menjadi 22 persen populasi, atau kurang lebih 2 persen setiap tahun.
Para ekonom mengatakan jumlah sebenarnya dari warga miskin masih diperdebatkan karena karena pemerintah hanya memasukkan mereka yang memiliki pengeluaran kurang dari 55 sen tiiap hari di daerah perkotaan dan sekitar 45 sen di daerah pedesaan, sebagai warga miskin. Standar kemiskinan internasional adalah kurang dari $1,25 per hari. Dengan standar itu, Bank Dunia pada 2010 memperkirakan sekitar 33 persen warga India hidup dalam kemiskinan.
Ekonom Y.K. Alagh di Gujarat mengatakan bahwa proporsi yang tepat dari warga miskin di negara berpenduduk 1,2 miliar itu mungkin perlu dipertanyakan. Namun ia mengatakan bahwa tren yang terjadi jelas -- ada bukti yang menunjukkan kemiskinan telah berkurang dengan pesat pada dekade terakhir.
"Pertama, dekade terakhir merupakan periode pertumbuhan tinggi. Kedua, itu merupakan periode pertumbuhan pertanian yang tinggi. Lapangan kerja juga membaik. Pertumbuhan sektor pertanian dan lapangan kerja merupakan faktor-faktor penentu kemiskinan yang sangat penting. Jadi memang mungkin bahwa angka kemiskinan telah jatuh di India. Mengenai tingkat atau angkanya, itu soal lain," ujar Alagh.
Penurunan tampak lebih tajam di daerah pedesaan yang luas, tempat duapertiga penduduk tinggal. Beberapa dari negara-negara bagian termiskin di India seperti Orissa, Bihar dan Rajasthan juga mengalami penurunan tingkat kemiskinan yang tajam dibandingkan dengan daerah-daerah yang lebih miskin.
Namun, daerah pedesaan masih merupakan tempat tinggal sejumlah besar orang miskin, dengan tiga dari empat warga miskin tinggal di pedesaan.
Penciptaan Lapangan Kerja
Kepala lembaga penelitian Indira Gandhi Institute for Development Research di Mumbai, Mahendra Dev, mengatakan bahwa hal yang penting adalah fokus untuk menciptakan lebih banyak pekerjaan di luar sektor pertanian.
“Ada kebutuhan untuk mengalihkan mereka ke lapangan pekerjaan non-pertanian. Hal yang mendasar adalah kita perlu lebih banyak pekerjaan yang produktif. India kehilangan kesempatan dalam sektor manufaktur intensif buruh. Kita tidak dapat melakukannya dalam semalam. Namun dalam jangka menengah, kita harus beralih ke sektor manufaktur," ujar Dev.
Mahato, yang bermigrasi dari Bihar, salah satu negara bagian termiskin di India, sepakat dengan Dev.
Ia mengatakan kondisinya parah saat masih di desa. Tidak ada pekerjaan dan tidak ada uang beredar, dan yang bertahan hanya beberapa lahan yang ditanami, ujarnya.
Pihak oposisi politik telah mengecam pemerintah atas angka kemiskinan terbaru, dnegan mengatakan bahwa angka-angka itu dihitung dengan menurunkan standar untuk mengukur kemiskinan.
Ekonom Alagh mengatakan bahwa rekor India dalam melawan kemiskinan masih menyimpan banyak problema.
"Konsumsi biji-bijian telah meningkat. Tingkat gizi membaik. Namun bagi perempuan, anak-anak perempuan di beberapa wilayah, malnutrisi kronis masih sangat tinggi. Jelas ada kegagalan-kegagalan yang besar. Banyak yang masih harus dilakukan, program-program yang lebih fokus, evaluasi yang lebih baik, dan institusi-institusi lokal yang lebih efektif," ujar Alagh.
Pemerintah telah menjanjikan norma-norma baru untuk mengidentifikasi warga miskin dan lebih banyak program untuk melawan malnutrisi tingkat tinggi di negara itu. Di antara program-program itu adalah sebuah langkah ambisius untuk menyediakan makanan berbasis biji-bijian bersubsidi tinggi bagi hampir duapertiga populasi.
Namun partai-partai oposisi mempertanyakan mengapa pemerintah mencoba mendorong program ini jika mengklaim bahwa hanya satu dari lima orang yang miskin.