Bursa saham Jepang turun ke level terendahnya sejak awal Januari pada Senin (5/8), melanjutkan penurunan dari minggu lalu akibat kemerosotan pasar global dan kekhawatiran bahwa investasi yang didanai yen mungkin dibatalkan.
Indeks saham Nikkei turun 15 persen dalam tiga sesi dan tampaknya akan mengalami penurunan terbesar dalam tiga hari sejak 2011, dipicu oleh saham perbankan.
Saham perbankan anjlok hingga 7 persen menjadi 33.369,37 pada awal sesi, mencapai level terendah sejak awal Januari. Penurunan terakhir berada di level 5,6 persen menjadi 33.912,29 pada pukul 00.57 GMT atau 07.57 WIB.
Yen, mata uang lokal yang sering dianggap aman dan digunakan untuk pendanaan investasi, diperdagangkan pada 145,43, naik 0,8 persen terhadap dolar, setelah mencapai level tertinggi pertengahan Januari sebesar 145,28 dalam transaksi awal.
Mata uang Yen menguat 10 persen terhadap dolar selama lebih dari tiga minggu, sebagian karena kenaikan suku bunga Bank of Japan minggu lalu dan pembatalan investasi yang didanai oleh yen.
Saham Amerika turun untuk hari kedua berturut-turut pada Jumat. Indeks Nasdaq Composite turun tajam setelah laporan pekerjaan yang buruk menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan resesi dan harapan bahwa bank sentral Amerika, Federal Reserve, akan memangkas suku bunga dalam jumlah besar pada September.
"Saham domestik anjlok murni karena kekhawatiran bahwa ekonomi Amerika mungkin menuju resesi," kata Shoichi Arisawa, manajer umum departemen penelitian investasi di IwaiCosmo Securities.
"Aksi jual hari ini didorong oleh ketakutan bahwa Wall Street akan jatuh lagi di kemudian hari,” imbuhnya.
Perusahaan produsen peralatan cip Tokyo Electron turun 8,4 persen, memberikan dampak terbesar pada indeks Nikkei. Pemilik merek Uniqlo, Fast Retailing, turun 4 persen, sementara investor teknologi SoftBank Group turun 6,9 persen.
Sektor perbankan turun 12 persen, menjadi sektor dengan penurunan terbesar di antara 33 kategori industri di Bursa Efek Tokyo. [ah/rs]
Forum