Tautan-tautan Akses

IMF Turunkan Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global


Kepala ekonom IMF Olivier Blanchard (foto: dok).
Kepala ekonom IMF Olivier Blanchard (foto: dok).

IMF memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,5 persen untuk tahun ini dan 3,7 persen tahun depan, atau lebih rendah 0,3 persen daripada proyeksi sebelumnya.

Dana Moneter Internasional (IMF) telah memangkas ramalan ekonomi globalnya untuk tahun 2015 dan kepala ekonom IMF menyatakan dunia menghadapi “arus silang yang kuat dan rumit.”

IMF masih memprediksi pertumbuhan 3,5 persen tahun ini dan 3,7 persen tahun depan, tetapi kedua angka tersebut lebih rendah 0,3 persen daripada proyeksi IMF pada Oktober lalu.

Kepala ekonom IMF Olivier Blanchard mengatakan kepada wartawan di Beijing hari Selasa, ekonomi dunia diperkirakan akan bertumbuh sedikitlebih cepat pada tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014, meskipun pertumbuhan di banyak wilayah dunia diperkirakan lebih lemah.

IMF menyatakan ekonomi yang maju akan tumbuh 2,4 persen, dan pertumbuhan 4,3 persen di negara-negara yang ekonominya baru mencuat serta di negara berkembang.

IMF menyatakan Amerika, ekonomi terbesar di dunia, akan mengalami pertumbuhan 3,6 persen tahun ini, setengah persen lebih tinggi dibandingkan dengan yang diprediksi pada Oktober lalu.

IMF yang berbasis di Washington itu menyatakan China, ekonomi terbesar kedua di dunia, akan bertumbuh 6,8 persen pada tahun 2015, sedangkan blok 18 negara pengguna mata uang Euro dan Jepang, hampir tidak mengalami pertumbuhan.

IMF menyatakan ekonomi di Rusia serta di Eropa Tengah dan Timur akan menyusut.

Blanchard mengatakan kemerosotan tajam harga minyak membantu ekonomi-ekonomi besar yang mengimpor minyak, tetapi merugikan ekonomi negara-negara pengekspor minyak seperti Rusia dan Nigeria. Harga minyak merosot dari sekitar 100 dolar per barel pada Juni lalu menjadi di bawah 50 dolar sekarang ini.

Harga-harga komoditas yang lebih rendah juga menyebabkan pertumbuhan diperkirakan melemah di Afrika Selatan, Amerika Latin dan Karibia.

Blanchard mengatakan perekonomian Jepang dan Eropa yang lesu dapat meraih keuntungan dari fluktuasi nilai tukar mata uang. Ia mengatakan kenaikan 7 persen nilai dolar sejak Agustus lalu mungkin membatasi kemajuan ekonomi di Amerika Serikat, tetapi dapat memperkuat nilai mata uang Jepang dan Eropa.

Recommended

XS
SM
MD
LG