Tautan-tautan Akses

Ilmuwan Upayakan Terapi Baru untuk Pulihkan Radang Sendi


Perawatan radang sendi tidak akan membuat persendian baru, tapi memperlambat munculnya rasa sakit pada persendian (foto: dok).
Perawatan radang sendi tidak akan membuat persendian baru, tapi memperlambat munculnya rasa sakit pada persendian (foto: dok).

Para periset AS tengah meneliti fungsi hormon sintentis Forteo dalam membentuk kembali tulang rawan pada pasien radang sendi.

Banyak orang tua yang menderita penyakit radang sendi tertentu. Pilihan yang tersedia untuk merawat jenis penyakit ini sangat terbatas, tapi kini ilmuwan sedang mencari terapi baru yang mungkin bisa membantu memulihkan persendian yang rusak.

Nyeri persendian adalah bentuk umum penyakit ini. Penyakit ini menyerang ketika tulang rawan rusak sehingga tidak lagi bisa melapisi tulang sewaktu tulang saling bergesek dalam persendian, seperti pada lutut, pinggul atau tangan.

Tubuh menjaga tulang rawan dengan hormon parathyroid atau PTH. Bentuk sintetis yang dipakai untuk merawat tulang keropos disebut Teriparatide dijual dengan merek Forteo. Para periset dari Universitas Rochester, negara bagian New York, beranggapan obat ini mungkin bisa membantu membentuk kembali tulang rawan pada pasien radang sendi.

Untuk mengetahui dampaknya, Michael Zuscik dan rekannya memakai tikus yang lututnya cedera seperti radang sendi. Sebagian tikus diberi obat Forteo, sementara yang lainnya tidak.

Menurut Zuscik, "Perawatan dengan Forteo menyebabkan tulang rawan tikus lebih tebal 32-35 persen dibandingkan dengan tikus yang diberi perawatan placebo."

Saat ini pasien-pasien tulang keropos (osteoporosis) menggunakan berbagai obat-obatan untuk mengatasi rasa sakit, namun obat-obatan yang tersedia tidak mengobati kerusakan tulang yang menyebabkan rasa sakit itu.

"Dalam kaitan penyakit manusia, ini yang ingin kita lakukan. Dengan senang hati kita akan merawat pasien penderita radang sendi, memberi mereka terapi yang akan membuat tulang rawan lebih tebal sehingga orang bisa menggunakan persendiannya lebih lama," papar Michael Zusci.

Selanjutnya, Zuscik mengatakan, perawatan itu tidak akan membuat persendian jadi baru, tapi seperti memperlambat sakit, jadi lutut yang terkena radang sendi pada orang yang berusia 70 tahun mungkin menjadi seperti lutut yang sehat di usia 60 tahun.

Diperlukan riset yang lebih banyak untuk melihat apakah Forteo bisa efektif dan aman bagi manusia. Pasien tulang keropos atau osteoporosis diperingatkan akan kemungkinan resiko.

Studi-studi mengenai Forteo pada tikus mendapati obat tersebut meningkatkan resiko kanker tulang yang langka (osteoscarcoma). Namun studi-studi pada binatang lainnya termasuk primata belum mengkonfirmasi temuan pada tikus itu. Untuk amannya Forteo tidak disarankan untuk orang yang punya riwayat kanker.

Hasil riset Michael Zuscik tersebut baru saja diterbitkan dalam jurnal Science Translational Medicine.

XS
SM
MD
LG