Dalam laporan bulanannya, IEA mengatakan konsumsi gabungan ketiga bahan bakar itu di China tahun lalu mencapai 8,1 juta barel per hari (bph), yang lebih rendah 200.000 bph dari tahun 2021 dan hanya sedikit di atas level tahun 2019.
“Ini sangat menunjukkan bahwa penggunaan bahan bakar di negara ini telah mencapai titik terendah dan bahkan mungkin telah melewati puncaknya,” tambah IEA.
Setelah beberapa dekade memimpin pertumbuhan permintaan minyak global, kontribusi China tersendat-sendat karena menghadapi tantangan ekonomi, serta peralihan ke kendaraan listrik (EV).
Menurut IEA yang berkantor di Paris, penurunan permintaan bahan bakar China kemungkinan akan meningkat dalam jangka menengah, dan akan cukup untuk menghasilkan permintaan yang konstan terhadap minyak China dalam dekade ini.
“Perlambatan pertumbuhan konsumsi yang luar biasa ini telah dicapai oleh kombinasi perubahan struktural dalam perekonomian China dan penyebaran teknologi transportasi alternatif yang cepat,” kata IEA.
Ditambahkan, kemerosotan di sektor konstruksi China dan belanja konsumen yang lebih lemah mengurangi permintaan bahan bakar di negara itu; belum lagi besarnya beban penyerapan EV.
Mobil listrik baru saat ini menyumbang setengah dari penjualan mobil dan mengurangi sekitar 250.000 – 300.000 barel per hari (bph) pertumbuhan permintaan minyak pada tahun 2024. Sementara penggunaan gas alam terkompresi dan cair dalam angkutan jalan raya menggantikan sekitar 150.000 bph. [em/ab]
Forum