Tautan-tautan Akses

HRW: Pemimpin Kamboja Sering Gunakan Kekerasan, Penindasan, Korupsi untuk Tetap Berkuasa


Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, dan istrinya Bun Rany di Istana Kerajaan dalam peringatan kematian Raja Norodom Sihanouk di Phnom Penh. (Foto: Dok)
Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, dan istrinya Bun Rany di Istana Kerajaan dalam peringatan kematian Raja Norodom Sihanouk di Phnom Penh. (Foto: Dok)

Hun Sen merupakan pemimpin politik keenam terlama yang berkuasa di dunia, masa kekuasaan yang dikatakan organisasi HAM itu dicapai melalui kekerasan dan ketakutan.

Organisasi hak asaso manusia yang berbasis di Amerika mengatakan pemimpin Kamboja, Hun Sen, telah berkali-kali menggunakan kekerasan politik, penindasan dan korupsi untuk tetap berkuasa, sementara pemimpin itu mendekati genap 30 tahun berkuasa.

Human Rights Watch mengatakan Selasa (13/1) bahwa ulang tahun kekuasan Hun Sen membuatnya pemimpin politik keenam terlama yang berkuasa di dunia, masa kekuasaan yang dikatakan organisasi HAM itu dicapai melalui kekerasan dan ketakutan.

Dalam laporan yang dikeluarkan Selasa, direktur organisasi itu untuk Asia, Brad Adams, mengatakan Kamboja sangat membutuhkan reformasi supaya rakyatnya dapat menggunakan hak asasi tanpa takut ditangkap, disiksa atau dihukum mati. Adams mengatakan donor internasional dibutuhkan untuk membantu mewujutkan reformasi demikian.

Karir Hun Sen, termasuk masanya sebagai perdana menteri mulai 14 Januari 1985, ditulis dalam laporan itu, yang berjudul “30 Tahun Hun Sen: Kekerasan, Penindasan dan Korupsi di Kamboja.”

XS
SM
MD
LG