Sekitar 200 rumah dan bangunan lain musnah dalam kebakaran di Rakhine, negara bagian yang dilanda konflik di Myanmar. Demikian dilaporkan organisasi Human Rights Watch (HRW) hari Selasa (26/5). Foto-foto satelit merekam kebakaran itu pada 16 Mei lalu.
Negara bagian Rakhine di Myanmar Utara telah dilanda konflik antara militer Myanmar, juga disebut sebagai Tatmadaw, dan Tentara Arakan (AA), kelompok militan Budha Rakhine yang memperjuangkan pemerintahan otonomi.
Belum ada yang mengklaim bertanggung jawab atas kebakaran itu.
Pembakaran massal di Rakhine terakhir terjadi pada Agustus 2017, ketika militer Myanmar dan warga sipil militan menghancurkan setidaknya 392 desa orang-orang Rohingya.
Muslim Rohingya, yang banyak tinggal di Rakhine, adalah etnis minoritas di negara yang mayoritas penduduknya Budha itu. Sejak tahun 1982, pemerintah menolak mengakui Rohingya sebagai warga, menganggap mereka imigran gelap dari negara tetangga, Bangladesh.
Kekerasan pada tahun 2017 terhadap etnis Rohingnya mencakup pembantaian, pembunuhan di luar proses hukum, perkosaan massal, dan pembakaran desa-desa oleh Tatmadaw. Tim pencari fakta yang dibentuk Dewan Hak Asasi Manusia PBB, menilai peristiwa itu naik ke tingkat "kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan" serta "bertujuan genosida."[ka/jm]