Tautan-tautan Akses

Hotel Roosevelt: Jendela Sejarah Kota New York


Bagian luar Hotel Roosevelt terlihat di kawasan tengah kota Manhattan, New York City, 15 Mei 2023.
Bagian luar Hotel Roosevelt terlihat di kawasan tengah kota Manhattan, New York City, 15 Mei 2023.

Hotel ikonik ini dibuka pada 1924 untuk melayani penumpang Grand Central Terminal di dekatnya dan telah melewati berbagai peristiwa bersejarah, dari era Pembatasan, Depresi Besar, Perang Dunia, hingga tragedi 9/11.

Hotel Roosevelt, yang telah menjadi tenggara (landmark) bersejarah di Kota New York selama lebih dari 100 tahun, kembali menghadapi ketidakpastian. Bulan lalu, pemerintah kota mengumumkan rencana untuk mengakhiri fungsinya sebagai tempat penampungan dan pusat pemrosesan migran mulai musim panas nanti.

Hotel ikonik ini dibuka pada 1924 untuk melayani penumpang Grand Central Terminal di dekatnya dan telah melewati berbagai peristiwa bersejarah, dari era Pembatasan, Depresi Besar, Perang Dunia, hingga tragedi 9/11.

Namun, pandemi COVID-19 pada 2020 membuat hotel ini terpaksa tutup akibat merugi. Tiga tahun kemudian, hotel ini sempat dibuka kembali sebagai pusat penampungan bagi migran tidak berdokumen yang membanjiri kota.

Selama bertahun-tahun, Roosevelt, yang dijuluki "Grand Dame of Madison Avenue," telah menjadi latar belakang bagi banyak film klasik Hollywood dan acara TV favorit.

Lobi utama Hotel Roosevelt, seperti yang terlihat dalam foto tahun 1925 di majalah Hotel Monthly. (Public domain, courtesy of HathiTrust)
Lobi utama Hotel Roosevelt, seperti yang terlihat dalam foto tahun 1925 di majalah Hotel Monthly. (Public domain, courtesy of HathiTrust)

Meskipun nasibnya masih belum jelas, masa lalu Roosevelt, yang terekam dalam foto dan film, mencerminkan sepotong kecil sejarah Kota New York dan Amerika, seperti berikut:

1924: Hotel ini dinamai untuk menghormati Presiden Theodore Roosevelt dan dibuka hanya empat tahun setelah dimulainya pembatasan alkohol, sebuah kebijakan nasional yang berlangsung selama 13 tahun di Amerika Serikat. Meski pembatasan ini membuat beberapa hotel di kota terpaksa tutup, kawasan sekitar Grand Central justru berkembang pesat pasca-perang, menarik banyak pengembang komersial, termasuk yang terlibat dalam pembangunan Roosevelt.

Meski bukan hotel paling mewah di New York, properti bintang empat ini menjulang tinggi di Midtown Manhattan, setinggi 19 lantai mengarah ke cakrawala. Karena pembatasan alkohol, Roosevelt menyimpang dari tradisi dengan menampilkan etalase toko di lantai dasar, menggantikan lounge dan bar. Selain itu, hotel ini juga menjadi salah satu yang pertama di dunia yang menawarkan layanan hewan peliharaan, penitipan anak, dan dokter di tempat.

Pemandangan Ruang John Alden di lantai pertama Hotel Roosevelt di majalah Hotel Monthly pada 1925. (Public domain, courtesy of HathiTrust)
Pemandangan Ruang John Alden di lantai pertama Hotel Roosevelt di majalah Hotel Monthly pada 1925. (Public domain, courtesy of HathiTrust)

1929: Karena alkohol tidak tersedia, Roosevelt menjadi destinasi populer bagi wisatawan dan penggemar musik. Di puncak masa pembatasan, pemimpin band terkenal Guy Lombardo dan His Royal Canadians menggelar pertunjukan pertama mereka di Roosevelt Grill dan terus menghibur penggemar selama tiga dekade berikutnya. Penampilan mereka, termasuk lagu "Auld Lang Syne," menjadi tradisi Malam Tahun Baru yang ikonik.

Majalah Variety bahkan menyebut Lombardo sebagai "satu-satunya orang Kanada yang pernah menciptakan tradisi Amerika," yang semakin memperkuat warisan Roosevelt.

1943: Raja hotel Conrad Hilton membeli Roosevelt, bersama dengan hotel The Plaza, dan menyebut Roosevelt sebagai "hotel bagus dengan ruangan yang megah," lalu menempati Presidential Suite-nya. Akuisisi ini menjadikan Hilton sebagai jaringan hotel Amerika pertama yang melayani seluruh pesisir.

Empat tahun kemudian, Roosevelt kembali membuat sejarah dengan menjadi yang pertama menyediakan televisi di setiap kamar. Namun, kepemilikan Hilton berakhir pada 1956 ketika perusahaannya terpaksa menjual properti tersebut sebagai bagian dari gugatan antimonopoli yang diajukan pemerintah.

Cinderella Ballroom seperti yang terlihat pada foto tahun 1925 dalam majalah Hotel Monthly. (Public domain, courtesy of HathiTrust)
Cinderella Ballroom seperti yang terlihat pada foto tahun 1925 dalam majalah Hotel Monthly. (Public domain, courtesy of HathiTrust)

1948: Roosevelt menjadi pusat politik pada pertengahan abad ke-20, berfungsi sebagai markas kampanye calon presiden Partai Republik, Thomas Dewey, pada 1944 dan 1948. Dewey kalah dalam kedua pemilihan dan menyampaikan kedua pidato pengakuan kekalahannya dari hotel tersebut. Selanjutnya, hotel ini terus menjadi tuan rumah bagi sejumlah acara politik penting lainnya.

1970-an hingga 2010-an: Sejak tahun 1970-an, Roosevelt, dengan fasad neoklasik dan interior bergaya klasik, menjadi lokasi syuting favorit bagi studio Hollywood. Beberapa film yang diproduksi di sana antara lain: "The French Connection" (1971), "Wall Street" (1987), "Presumed Innocent" (1990), dan "Maid in Manhattan" (2002). Selain itu, beberapa acara TV juga syuting di hotel ini, di antaranya "Mad Men" dan "Law & Order."

Pemandangan kamar tamu khas di Hotel Roosevelt seperti yang terlihat pada tahun 1925 dalam majalah Hotel Monthly. (Public domain, courtesy of HathiTrust)
Pemandangan kamar tamu khas di Hotel Roosevelt seperti yang terlihat pada tahun 1925 dalam majalah Hotel Monthly. (Public domain, courtesy of HathiTrust)

1979: Hotel ini berpindah tangan beberapa kali sebelum akhirnya Pakistan International Airlines, dengan dukungan dari Pangeran Saudi Khalid bin Faisal Al Saud, mengambil alih pengelolaannya dari keluarga pengusaha real estate New York. Perjanjian tersebut mencakup opsi pembelian hotel seharga $36,5 juta setelah 20 tahun, sebuah kesepakatan yang akhirnya diselesaikan oleh maskapai tersebut pada 2000.

Dianggap sebagai aset nasional oleh pemerintah Pakistan, Roosevelt menjadi tempat menginap pilihan bagi perdana menteri Pakistan dan pejabat tinggi lainnya yang berkunjung ke New York. Pada akhir 1990-an, hotel ini juga menyelenggarakan pertunjukan langsung di Grand Ballroom yang dibawakan oleh Junoon, band rock terbesar Pakistan.

2020-2023: Dalam beberapa dekade terakhir, Roosevelt menghadapi kesulitan keuangan. Pada 2020, hotel ini menutup pintunya untuk tamu dengan alasan "lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya" akibat pandemi. Pada 2023, hotel ini mendapat kesempatan baru ketika Kota New York menandatangani kontrak sewa tiga tahun senilai $220 juta untuk menjadikannya tempat penampungan dan pusat pemrosesan migran.

Namun, sewa tersebut hanya menjadi solusi sementara bagi hotel yang sedang berjuang. Pada Februari 2024, Wali Kota Eric Adams mengumumkan bahwa kota membatalkan kontrak sewa tersebut, menandai berakhirnya sebuah era dalam sejarah New York. [ah/ft]

XS
SM
MD
LG