Diplomat tinggi Amerika dan China akan melakukan pertemuan tertutup di Honolulu, Hawaii, Rabu (17/6), sementara propaganda anti-Amerika dari kantor-kantor media yang dikuasai pemerintah China meningkat, memicu ketegangan di antara kedua negara.
Pertemuan satu hari antara Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo dan Anggota Politbiro China Yang Jiechi pada Rabu (17/) ini berlangsung menjelang pertemuan tentang pengendalian senjata antara Amerika dan Rusia di Wina, yang dijadwalkan berlangsung pada 22 Juni mendatang. Di Honolulu, Amerika diperkirakan akan menyampaikan kembali seruan bagi China untuk mengikuti pembicaraan tiga arah.
Politico melaporkan Pompeo secara diam-diam merencanakan perjalanan ke Hawaii untuk bertemu dengan para pejabat China tersebut.
Sumber diplomatik VOA mengatakan China yang meminta pertemuan tersebut diadakan.
Amerika digambarkan “tidak antusias” tentang pertemuan itu setelah pejabat-pejabat Beijing menggunakan demonstrasi tentang George Floyd untuk menuduh pemerintah Trump menggunakan standar ganda ketika mengecam tindakan menumpas demonstran pro-demokrasi di Hong Kong.
Senator Rick Scott, anggota faksi Republik dari negara bagian Florida, mengatakan ia “tidak percaya pada niat pemerintah komunis China, atau pun niat baik mereka.”
“Hingga pemerintah komunis China sepakat untuk bersikap transparan dan memenuhi kewajibannya berdasarkan tahap pertama perjanjian perdagangan, dan menghentikan pelanggaran HAM, melakukan pencurian dari militer Amerika di Laut Cina Selatan, mengambil hak-hak warga di Hong Kong dan mengancam Taiwan; maka mereka tidak pernah akan menjadi mitra Amerika yang dapat dipercaya,” tambahnya.
Pertemuan yang direncanakan itu berlangsung ketika Amerika sedang berupaya mencegah China memberlakukan undang-undang keamanan nasional yang baru di Hong Kong, yang akan menghapus hak dan kebebasan wilayah itu berdasarkan undang-undang dasar yang berlaku. Meskipun kecil kemungkinan Amerika dapat memaksa China supaya tidak memberlakukan undang-undang itu, penerapannya secara spesifik masih tetap terbuka dan ini kemungkinan memberi peluang bagi Amerika untuk menyampaikan tekanannya. [em/pp]