Meski sudah banyak usulan pemerintah sebaiknya menaikan harga bahan bakar minyak atau BBM untuk mengurangi subsidi agar anggaran negara tidak terbebani, Menko bidang Perekonomian, Hatta Rajasa kembali menegaskan belum akan menaikan harga BBM dan tetap mempertahankan subsidi.
Kepada pers di Jakarta pekan lalu Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah tetap mempertahankan harga BBM bersubsidi yang berlaku saat ini. Selain itu, menurut Hatta, pemerintah belum berencana mengurangi subsidi apalagi menghapusnya dari anggaran negara.
Hatta Rajasa mengatakan,“belum ada tapi kita harus merubah pola pemberian subsidi, kalau subsidi harus tetap diberikan kepada rakyat kita yang memerlukan subsidi, itu tugas negara, tapi seperti apa subsidi itu diberikan supaya tidak mendistorsi pasar, supaya tidak disalahgunakan, ini yang kita pikirkan, nah pemerintah sudah memiliki peta jalan atau road map selama empat tahun ke depan.”
Dalam kesempatan berbeda, pengamat ekonomi dari CSIS, Denny Friawan berpendapat sudah saatnya pemerintah mendengar berbagai masukan tentang harga BBM dan masalah subsidi dalam anggaran negara. Karena jika pemerintah tetap bertahan pada pendiriannya untuk tidak menaikan harga BBM maka akan berdampak pada anggaran negara dari sisi defisit anggaran yang akan bertambah karena harga minyak mentah dunia diprediksi masih akan fluktuatif dan cenderung naik.
Menurut Denny, “kalau untuk keberanian sebenarnya ada di eksekutif, pengalaman sebelumnya ada hak angket, tapi sebenarnya keputusan untuk pengurangan subsidi sudah ditolerir kan, maksudanya dapat justifikasi dari undang-undang kalau harga BBM itu naik 10 persen dari yang diterapkan, pemerintah boleh melakukan penyesuaian.”
Defisit anggaran 2011 diperkirakan akan bertambah dari semula sekitar Rp 115,6 trilyun menjadi sekitar Rp 133,6 trilyun yang diakibatkan bertambahnya subsidi BBM . Asumsi harga minyak mentah dunia dalam anggaran 2011 sekitar 80 dollar Amerika per barel membuat subdisi BBM sekitar Rp 96 trilyun, namun dengan harga minyak mentah dunia saat ini dikisaran 100 dollar Amerika per barel membuat subsidi BBM akan bertambah menjadi sekitar Rp 110 trilyun.
Keraguan pemerintah untuk menaikan harga BBM juga diikuti dengan tidak adanya satu suara mengenai kebijakan harga BBM bersubsidi.
Sebelumnya, Menteri Keuangan, Agus Martowardojo menegaskan pemerintah akan mencari pola agar subsidi tidak memberatkan anggaran negara. Bahkan pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bambang Brojonegoro memaparkan harga BBM bersubsidi di Indonesia paling murah dibanding negara-negara lain di Asia Timur sehingga seharusnya masyarakat paham jika pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi.